Saturday, September 24, 2011

Ganti Alutsista, Kodam Tunggu Keputusan Pusat Satuan

Pangdam I Bukit Barisan yang baru, mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI Lodewijk F Paulus menggantikan Mayjen TNI Leo JP Siegers yang pindah tugas sebagai Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat. (Foto: Mohammad Hilmi Faiq/KOMPAS)

22 September 2011, Medan (MedanPunya.Com): Komando Daerah Militer (Kodam) I Bukit Barisan menunggu keputusan pusat satuan tempur mengenai pergantian sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) yang sudah tidak layak pakai.

"Pada dasarnya, kami hanya menerima," kata Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk Paulus.

Pangdam mengatakan, setiap pusat satuan di lingkungan TNI-AD memiliki kewenangan dalam menentukan pergantian alutsista, terutama yang sudah tidak layak pakai.

Ia mencontohkan, persenjataan di Batalyon Infanteri lebih ditentukan dari pertimbangan Pusat Infanteri di Mabes TNI.

Demikian juga dengan satuan lain seperti Batalyon Kavaleri, Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Arhanud), dan Artileri Medan (Armed).

Dengan kewenangan itu, kepastian perlu tidaknya pergantian alutsista tersebut sangat tergantung pada pusat satuan yang ada di TNI-AD tersebut. Meski tidak membantah tentang kemungkinan untuk mengajukan usulan, tetapi hal itu hanya menjadi pertimbangan mengenai kondisi persenjataan di Kodam I Bukit Barisan.

Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu menegaskan pihaknya menerima segala keputusan yang dikeluarkan pusat satuan tempur tersebut.

"TNI-AD memiliki pertimbangan mana yang harus diprioritaskan," katanya.

Menurut catatan, pemerintah menganggarkan sekitar Rp99 triliun untuk biaya perawatan dan pembelian sejumlah alutsista hingga tahun 2014.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, alokasi anggaran itu merupakan salah satu hal yang dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Ini program nasional yang langsung di bawah koordinasi Presiden," katanya.

Pangdam BB Prioritaskan Penanganan Terorisme

Panglima Kodam I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewijk F Paulus memprioritaskan empat hal dalam kepemimpinannya, yakni demokrasi, pemberantasan terorisme, HAM, dan lingkungan hidup. Dia meminta dukungan tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk mensukseskan programnya.

Demikian dikatakan Lodewijk seusai acara serah terima jabatan di Markas Kodam I/BB di Medan, Rabu (21/9/2011). Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini menggantikan Mayor Jenderal TNI Leo JP Siegers yang pindah tugas sebagai Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat.

Lodewijk menjelaskan, domokrasi di wilayahnya yakni Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepulauan Riau perlu dikawal. Ini terutama menjelang banyaknya pemilihan kepala daerah.

Mengenai terorisme, dia akan mengoptimakan peran Bintara Pembina Desa (Babinsa) dengan program deteksi dini. "Istilah kami, harus meningkatkan asas temu cepat lapor cepat," ujarnya.

Pria kelahiran Manado 1957 ini menjelaskan, pelanggaran HAM di wilayahnya tidak begitu menonjol. Namun, dia akan terus menanamkan nilai-nilai HAM kepada anak buahnya agar bisa diterapkan dalam setiap bertugas.

Yang juga menjadi perhatian mantan Asisten Operasi Kasdam I/BB ini adalah adanya lahan kritis di sumut seluas 430.000 hektar. Untuk itu, dia akan menghijaukannya. "Contoh paling nyata yang ada di sekitar Danau Toba," pungkasnya.

Sumber: MedanPunya.com/Kompas

Pemerintah Harus Serius Bangun Kekuatan Pertahanan


23 September 2011, Jakarta (ANTARA News): Anggota Komisi I DPR RI Syahfan Badri Sampurno mengatakan pemerintah harus lebih serius menjalankan komitmen untuk membangun postur kekuatan utama pertahanan negara.

"Meski kemampuan anggaran kita terbatas, namun komitmen tetap harus dilaksanakan," kata Syahfan di Jakarta, Jumat.

Untuk itu, Menhan juga harus meningkatkan efisiensi anggaran dengan memperbesar porsi pemenuhan kebutuhan anggaran minimal (minimum essential force/MEF) Alutsista, dibandingkan dengan belanja operasional dan barang-barang lainnya, kata Syahfandi.

Dikatakannya bahwa kenaikan pengajuan anggaran Kementerian Pertahanan/TNI hingga 29,5 persen dari tahun sebelumnya dianggap masih belum optimal.

Hal ini dikarenakan penganggaran yang direncanakan belum memenuhi target percepatan pemenuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) sesuai dengan MEF Komponen Utama yang direncanakan pada 2012.

Berdasarkan laporan Menhan dalam pengajuan anggaran dan Rencana Awal Kerja Pemerintah Tahun 2012, Kemhan dan TNI mendapat alokasi anggaran Rp61,5 triliun atau naik sekitar 29,5 persen dari sebelumnya Rp47,5 triliun.

Namun dari kenaikan tersebut, ujarnya, sebagian besar digunakan untuk belanja operasional seperti gaji pegawai dan belanja barang operasional. Sedangkan program Pemenuhan Alutsista MEF Tahun 2012 baru dianggarkan Rp6 trilyun

"Sesuai Rencana Strategis Pembangunan TNI, Pemenuhan Alat Utama MEF Tahun 2012 seharusnya bisa mencapai Rp12 triliun, namun dari laporan Menteri Pertahanan ternyata baru dianggarkan Rp6 triliun. Ini masih jauh dari optimal," ujarnya.

Karena itu, politisi PKS ini ini mendukung peningkatan anggaran pemenuhan Alutsista MEF untuk komponen utama dan memperkecil porsi belanja operasional dan barang.

Syahfan juga menyoroti permasalah yang sering muncul di Kemhan dalam hal pengadaan Alutsista.

Dalam pengamatan Syahfan, pengadaan Alustsista biasanya memakan waktu cukup lama, minimal 6 bulan, apalagi jika diimpor bisa 18-24 bulan.

Lamanya waktu pemesanan juga menjadikan proses ini rentan melanggaran peraturan perundang-undangan dan system manajemen penganggaran negara, karena akan melawati tahun anggaran yang berjalan.

Pemerintah harus memberikan kebijaksanaan untuk mengakomodir pengadaan Alutsista agar bisa dilaksanakan secara lintas tahun anggaran.

Payung hukumnya bisa dibuat dengan memasukkan klausul di Undang-Undang atau dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), ujarnya.

Sumber: ANTARA News

Friday, September 23, 2011

Komandan UNIFIL Kunjungi Indobatt

Komandan Kompi Alpha Kapten Inf Sigit Purwoko (kiri) memberikan penjelasan kepada Komandan UNIFIL Major General Alberto Asarta Cuevas (ketiga kiri) ketika meninjau ke area operasi INDOBATT (pos observasi B 78) yang merupakan sensitive area blue line (perbatasan Israel-Lebanon) yang dijaga oleh prajurit Kompi Alpha didaerah El Addaisse, Lebano Selatan, Kamis, (22/9). Kunjungan kerja ini dalam rangka melihat secara langsung kinerja pasukan INDOBATT yang sedang melaksanakan observasi dan penjagaan serta memastikan perkembangan situasi di sekitar area pos observasi B 78. (Foto: ANTARA/HO-Sertu Marinir Kuwadi/ed/Spt/11)

22 September 2011, El Addaisse, Lebanon Selatan (Jurnas.com): Komandan UNIFIL Major General Alberto Asarta Cuevas, meninjau area Pos Observasi B 78 yang dijaga prajurit Kompi Alpha Indobatt. Area operasi Indobatt ini merupakan sensitive area blue line, yaitu perbatasan Israel-Lebanon yang berada di daerah El Addaisse, Lebanon Selatan.

Komandan Indobatt Letkol inf Hendy Antariksa didampingi Kasiops Mayor Inf Hendriawan Senjaya dan Komandan Kompi Alpha Kapten Inf Sigit Purwoko menyambut kedatangan Komandan UNIFIL ini. Saat kunjungan tersebut, dia menerima paparan singkat Komandan Kompi Alpha Kapten Inf Sigit Purwoko tentang perkembangan situasi perbatasan Israel-Lebanon yang berada dalam pengawasan prajurit Kompi Alpha yang berjaga di Pos Observasi B 78.

Menurut Dansatgas Indobatt Konga XXIII-E/UNIFIL, Letkol Inf Hendy Antariksa dalam siaran pers yang diterima Jurnal Nasional pagi ini, kunjungan Komandan UNIFIL itu bertujuan untuk melihat secara langsung kinerja pasukan Indobatt yang sedang melaksanakan observasi dan penjagaan serta memastikan perkembangan situasi di sekitar area Pos Observasi B 78.

Jenderal berbintang dua asal Spanyol itu berpesan kepada seluruh prajurit Indobatt agar tetap meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi segala kemungkinan ketegangan diantara kedua belah pihak yang bisa saja terjadi setiap saat.

Sensitive area blue line yang berada dalam pengawasan Pos Observasi B 78 tersebut merupakan salah satu hotspot yang rawan akan peningkatan ketegangan diantara kedua belah pihak.

Sumber: Jurnas

Raker Menhan dengan Komisi I DPR/RI : DPR Masih Mengkaji Hibah Pesawat F 16


22 September 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro yang didampingi Wamenhan Sjafrie Sjamsoedin, Sekjen Marsdya TNI Eris Herryanto dan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat serta sejumlah staf ahli, Rabu (21/9) di Jakarta, mengadakan Rapat Kerja dengan komisi I DPR terkait dengan rencana Hibah 30 Pesawat Tempur F-16 dari Amerika Serikat.

Dalam rapat tersebut, Komisi I menyatakan masih akan mengkaji dan mendalami berbagai permasalahan yang mungkin akan timbul, agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Sedangkan Menhan menyatakan tidak keberatan dengan keputusan yang ditunda dan akan menunggu keputusan final Komisi I DPR.

Sementara sebelumnya dalam Raker, Sekjen Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Heryanto menjelaskan, hibah F-16 itu menggunakan skema Foreign Millitary Sale (FMS). Dimana melalui skema tersebut, tanggung jawab ditanggung oleh pihak AS, dan Indonesia tidak perlu membayar pajak atau jasa, namun standar pesawat yang dihibahkan sesuai dengan standar pesawat militer yang dipergunakan Amerika Serikat

Selain itu, lanjut Sekjen melanjutkan penjelasannya, saat ini proses hibah sedang memasuki tahap penandatanganan Letter Of Accetance (LoA) antara pemerintah RI dengan AS, yang akan ditandatangani pada Februari 2012. Dengan harapan, pada Maret 2012 pesawat tempur F-16 sudah bisa datang dan pada 2014 menyusul 16 sampai 20 pesawat yang datang.

Rencana Hibah pesawat F-16 merupakan bagian dari program Excess Defence Articel (EDA) yang sudah melalui persetujuan Kongres Amerika Serikat dengan rincian spesifikasi pesawat 28 F-16 block 25, dan 2 pesawat lainnya memiliki spesifikasi block 15, sama seperti yang dimiliki Indonesia saat ini.

Sumber: Kemhan

Kesiapan Brigade Pendarat Korps Marinir

22 September 2011, Surabaya (ANTARA News): Sejumlah prajurit Marinir dari Pasmar-1, melakukan parameter tempur di sekitar material tempur, dalam Gelar Kesiapan Pasukan Brigade Pendarat dan Material Tempur Pasmar-1 di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Kamis (22/9). Gelar kesiapan yang juga dikunjungi Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letjen TNI J Suryo Prabowo tersebut, bertujuan untuk mengukur kesiapan Brigade Pendarat dan material tempur Pasmar-1 dalam menjaga keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/11)



Sejumlah material tempur yang dimiliki Pasmar-1, siap melakukan manuver tempur dalam Gelar Kesiapan Pasukan Brigade Pendarat dan Material Tempur Pasmar-1 di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/11)

Kasum TNI Kunjungi Bhumi Marinir Surabaya

Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letjen TNI J Suryo Prabowo. (kiri), mencermati sejumlah senjata laras panjang yang dimiliki Pasmar-1, saat kunjungan dalam rangka Gelar Kesiapan Pasukan Brigade Pendarat dan Material Tempur Pasmar-1 di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Kamis (22/9). Gelar kesiapan tersebut bertujuan untuk mengukur kesiapan Brigade Pendarat Pasmar-1 dalam menjaga keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/11)

22 September 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI J Suryo Prabowo mengunjungi sarang prajurit petarung di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Kamis.

Dalam kunjungan itu, Kasum yang didampingi sejumlah pejabat teras TNI itu diterima Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin beserta pejabat teras Korps Marinir.

Kedatangan Kasum TNI disuguhi simulasi pendaratan pantai oleh 3.000 prajurit Marinir yang diawali dengan ledakan "bungalore torpedo" oleh tim Zeni-1 Marinir untuk menandai lokasi pendaratan sudah aman.

Selanjutnya, pendaratan pasukan pendarat yang dipimpin Komandan Brigif-1 Mar Kolonel Mar Amir Faisol dengan mengendarai Tank BMP- 3F (tank terbaru yang dipunyai Koprs Marinir saat ini) itu diikuti Tank PT 76, Ranfib, kendaraan pengangkut perahu karet, kapal pengangkut Howitzer, dan Roket RM 70 Grad.

Pendaratan juga diikuti personel Infanteri cadangan pendaratan serta pasukan pendukung Organisasi Logistik Pantai atau juga disebut gelombang atas panggilan yang didemonstrasikan di lapangan apel Bhumi Marinir Karangpilang.

Setelah itu, Kasum TNI melakukan pemeriksaan pasukan dengan memeriksa kesenjataan Korps Marinir dari mulai kesenjataan perorangan yang dibawa personel pendarat hingga melihat pelaksanaan naik-turun Howitzer ke Kapa, dan pelaksanaan penembakan Howitzer.

Kasum TNI meninjau persenjataan Denjaka. (Foto: Puspen TNI)

Kasum TNI berfoto bersama prajurit Denjaka. (Foto:Puspen TNI)

Kasum TNI juga sempat melakukan inspeksi ke tenda kesehatan yang diterima oleh Danyon Kes-1 Mar Mayor Laut (K) dr Aryo Sakso B.

Di sela-sela pemeriksaan dan inspeksi itu, Kasum memerintahkan Dan Brigrat untuk menyanyikan lagu Mars Korps Marinir bersama seluruh prajurit sehingga menggetarkan Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya.

"Saya sudah melihat ketrampilan rekan-rekan kalian, saya melihat gelar pendaratan satu Brigrat dan kesehatan lapangan, saya percaya kalian bisa diandalkan untuk menjaga kedaulatan NKRI," kata Kasum TNI dalam amanatnya.

Namun, katanya, semua kemampuan itu hanya untuk melaksanakan tugas negara, hanya untuk bertempur melawan musuh yang menggangu kedaulatan NKRI dan bukan untuk berkelahi antar-prajurit, apalagi dengan polisi.

"Semua kemampuan kalian hanya untuk menegakkan kedaulatan negara," katanya, didampingi Dankormar juga melaksanakan 'tour facility' ke lapangan tembak Jusman Puger Karangpilang Surabaya yang sedang dibangun Koprs Marinir dengan menaiki BMP 3F.

Sumber: ANTARA News

Thursday, September 22, 2011

Cina Luncurkan Kapal Cepat Rudal Pakistan


22 September 2011, Jakarta (Berita HanKam): KASAL Pakistan Admiral Noman Bashir menghadiri peluncuran kapal cepat rudal pertama di galangan kapal Xingang, Tianjin, Cina, Selasa (20/9).

Kapal dibangun oleh China Shipbuilding Industry Corp. (CSOC) setelah memenangkan tender pembuatan dua kapal cepat rudal. Tender diumumkan Februari 2010 dan diumumkan CSOC sebagai pemenang Desember 2010. Konstruksi kapal dimulai pada Maret 2011 dan diharapkan PNS Azmat dioperasikan April 2012.

Kapal kedua akan dibangun di Karachi, Pakistan.

Kapal cepat rudal kelas Azmat berbobot 500-600 ton, dilengkapi delapan rudal anti kapal C-802A/CSS-N-8 Saccade dengan jarak jelajah 180 km dengan awak kapal 12-14 orang setengah dari jumlah awak kapal sejenis. Harga satu unit kapal diperkirakan senilai 50 juta dolar.

Admiral Bashir mengatakan Azmat akan dilengkapi persenjataan dan sensor canggih untuk melakukan berbagai macam misi.

Upacara peresmian dihadiri juga Presiden CSOC, pimpinan dan managemen CSOC serta Duta Besar Pakistan untuk Cina.

Sumber: APP

Gladi Pengamanan VIP (Pesonel Security Detail)


22 September 2011, Surabaya (Koarmatim): Gladi Pengamanan Very Important Person (VIP) Personel Security Detail (PSD) merupakan materi kegiatan Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 11-02 JCET antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seal. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda Surabaya, Rabu (21/09). Materi latihan dilaksanakan melalui dua tahap yaitu pengamanan VIP saat hendak masuk sebuah gedung dan praktek pengawalan saat keluar masuk kendaraan.

Simulasi latihan tersebut yaitu, tim Kopaska dan Navy Seal sedang melakukan pengawalan terhadap VIP melalui jalur darat. Iring-iringan kendaraan melintasi jalan perkotaan menuju sebuah tempat rapat konferensi. Ketika rombongan melintas terjadi kontak bersenjata oleh sekelompok musuh. Tim pengawal yang terdiri dari personel Kopaska dan Navy Seal langsung membalas tembakan ke arah datang kontak bersenjata sambil tetap mengamankan VIP yang mereka kawal.



Kendaraan VIP yang menjadi target musuh mengalami kerusakan parah sehingga tim pengawal terpaksa harus mengevakuasi pejabat penting tersebut ke kendaraan lain. Tim Kopaska dan Navy Seal berhasil mengevakuasi pejabat tersebut hingga selamat menuju tempat Konferensi para pejabat dari berbagai negara itu. Namun tantangan dari tim pengawal tidak berhenti sampai di situ.

Tiba di halaman gedung konferensi para pendemo sudah menyambut setiap pejabat penting yang akan hadir dengan orasi-orasi dan yang hampir menimbulkan tindakan anarki. Selain itu para awak media berusaha untuk konfirmasi tentang tujuan rapat konferensi itu. Tim pengaman berusaha menghalau kerumunan massa dan berusaha mengantisipasi ancaman dari penembak jitu (Sniper) yang setiap saat beraksi dari tempat-tempat tersembunyi.

Drama pertempuran itu diakhiri dengan baku tembak antara tim Kopaska dan Navy Seal dengan para pengacau di Bandara Juanda lama. Meskipun terjadi kontak tembak yang sengit namun tim pengawal dapat melindungi keselamatan VIP hingga keluar dari area berbahaya itu.

Gladi pengamanan dan VIP itu merupakan bagian dari kemampuan tempur perang kota Urban Warfare, Markmanship sebagai dasar menembak dan Personel Security Detail (PSD). Kemampuan tempur Personal Security Detail sangat perlu dikuasi setiap personel Pasukan Katak meskipun pada saat damai. Hali itu guna menghadapi tugas pengamanan dan pengawalan terhadap siapapun yang keselamatan jiwanya harus mereka lindungi.

Sumber: Koarmatim

Tidak Ada Anggaran Yang Digelapkan oleh Kemhan


22 September 2011, Jakarta (DMC): Pada tanggal 14 September 2011, Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI memenuhi undangan Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI membahas rincian APBN-P Kemhan/TNI Tahun Anggaran 2011. Dua hari sesudahnya pada tanggal 16 September 2011 beberapa Media Cetak Nasional memberitakan sejumlah hal yang dibicarakan dalam rapat tersebut diantaranya terkait perubahan jumlah alokasi anggaran dalam APBN-P Kemhan/TNI 2011 yang dianggap dilakukan sepihak oleh Kemhan dan dugaan penggelapan anggaran Kemhan.

Menanggapi pemberitaan tersebut Kemhan melalui Pusat Komunikasi Publik (Puskom Publik) memandang perlu untuk meluruskannya. Pada Kesempatan ini Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan, jelas bahwa tidak ada anggaran yang digelapkan oleh Kemhan sebagaimana yang diberitakan di media massa.

Pembahasan alokasi APBN-P 2011 diawali melalui Raker Komisi I DPR RI dengan Menhan dan Panglima TNI pada tanggal 6 Juli 2011 yang menyimpulkan bahwa Kemhan direncanakan mendapat alokasi anggaran dalam APBN-P 2011 sebesar Rp. 2,485 T.

Sedangkan, berdasarkan dari hasil Raker Banggar DPR RI dengan Pemerintah tanggal 5 s.d 22 Juli 2011, Kemhan mendapat tambahan dari optimalisasi sebesar Rp. 50 Milyar untuk Alat Kesehatan Rumah Sakit KRI dr. Suharso.

Sementara itu, pada rapat kerja antara Kemkeu dengan Komisi I DPR tanggal 19 September 2011 dimana Kemkeu diwakili Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menjelaskan, bahwa Rp. 443 M dari alokasi anggaran dalam APBN-P 2011 sebesar Rp. 2,485 T dialokasikan untuk menampung luncuran Pinjaman Dalam Negeri TA 2010. Sehingga untuk alokasi APBN-P Kemhan 2011 menjadi sebesar 2,041 T ditambah dengan tambahan dari optimalisasi sebesar Rp. 50 M untuk Alat Kesehatan Rumah Sakit KRI dr. Suharso, sehingga total keseluruhan menjadi Rp. 2.091 T.

Terakhir, karena Rp. 41 M untuk KRI Soeharso dan sedang dilaksanakan kegiatannya berdasarkan DIPA UO TNI AL No: 0005/012-23.1.01/00/2011 Revisi II tanggal 30 Mei 2011, maka pengusulan daftar kegiatan dan anggaran percepatan MEF dan Non MEF melalui APBN-P TA 2011 menjadi sebesar Rp. 2,050 T.

Dengan penjelasan dari Wamenkeu terkait perubahan alokasi anggaran Kemhan tersebut, Komisi I DPR/RI menyatakan agar proses administrasi diperbaiki dan lebih ditata serta melibatkan Komisi I dalam pengambilan keputusan, untuk menghindari terjadinya kesalahan persepsi dalam hal penggunaan anggaran negara.

Sumber: Kemhan

Menhan Mengajak Pengusaha Ikut Bangun Industri Pertahanan Dalam Negeri


21 September 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengajak pengusaha nasional untuk turut berperan aktif bersama – sama pemerintah dalam meningkatkan pembangunan industri pertahanan dalam negeri. Peluang pengusaha secara umum dapat berperan dan berkontribusi sebagai industry pembuat komponen/suku cadang/spareparts yang sekaligus dapat sebagai pengusaha industri pertahanan non Alutsista.

Harapan tersebut disampaikan Menhan saat memberikan ceramah pembekalan kepada peserta Pendidikan dan Latihan Nasional (Diklatnas) Angkatan II Kader Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Rabu Sore (21/9) di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta. Dalam ceramahnya kepada 112 peserta yang berasal dari BPD seluruh Indonesia dan BPP HIPMI tersebut, Menhan mengangkat tema ”Meningkatkan Peran Pengusaha Nasional Dalam Industri Alutsista”.

Diklatnas Angkatan II Kader HIPMI diselenggarakan selama lima hari mulai tanggal 19 sampai dengan 23 September 2011. Diklat kedua kalinya di Lemhannas tersebut dengan tujuan untuk memantapkan nilai – nilai kebangsaan bagi kader- kader HIPMI sehingga menjadi pengusaha yang tangguh, profesional dan negarawan.

Lebih lanjut Menhan mengatakan, untuk mencapai kemandirian di bidang industri pertahanan itu tidak dapat hanya dilakukan secara sendiri oleh pemerintah, tetapi memerlukan kerjasama dengan pihak swasta yaitu para pengusaha. Pemerintah juga telah memberikan peluang kepada industri pertahanan dalam negeri baik Alutsista maupun Alutsista melalui kebijakan setiap pengadaan diusahakan mengutamakan menggunakan produk – produk dalam negeri.

“Kita menggunakan prinsip Indonesia in Coorporated, kalian saudara - saudara bagian dari kita, kalau kalian mau aktif di bidang industri pertahanan, kita lakukan bersama-sama, dan itu ternyata hasilnya lebih baik dari pada kita sendiri - sendiri”, jelas Menhan.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan, sebetulnya bisnis di bidang industri pertahanan memiliki peluang yang cukup baik, karena saat ini khususnya untuk negara – negara ASEAN masih net importer. Pangsa pasarnya besar, seluruh ASEAN itu 25 Milyar US Dolar pertahun. “Bayangkan yang dibelanjakan oleh 10 negara ASEAN, jadi Industri pertahanan ASEAN kalau dilihat marketnya besar”, tambah Menhan.

Menhan menambahkan, besarnya peluang untuk bisnis industri pertahanan kedepan juga didukung dengan telah disusunnya komitmen membangun industri pertahanan ASEAN secara bersama sama dalam kesepakatan kolaborasi industri pertahanan ASEAN yang telah disepakati dalam ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM).

Untuk Indonesia sendiri termasuk satu satu negara dari empat negara yang diandalkan dikawasan ASEAN selain Thailand, Malaysia dan Singapura. Industri pertahanan Indonesia termasuk yang di depan yang juga diharapkan dapat mensuplay Alutsista di kawasan ASEAN.

Sumber: Kemhan

Korps Marinir Tugaskan 136 Prajurit Amankan Pulau Teluar


22 September 2011, Surabaya (KOMPAS.com): Sebanyak 136 prajurit Korps Marinir (Pasukan Marinir) Pasmar-1 yang tergabung dalam Satgas Pam Puter XI (Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar XI) meninggalkan Surabaya dengan KRI Teluk Lampung 540, Kamis (22/9/2011).

Mereka bertugas berangkat mengamankan Pulau Terluar di antaranya Pulau Brass dengan kekuatan 21 personel, di Pulau Fanildo dengan 30 personel, Pulau Fanni dengan 30 personel dan Pulau Rote dengan kekuatan 30 personel.

Mereka menggantikan Satgas Puter X. Lokasi penugasan tersebut merupakan daerah perbatasan laut dengan Republik Palau di Pulau Brass, dan selebihnya merupakan wilayah perbatasan dengan Australia.

Dalam sambutan Danmenart-1 Mar Kolonel Marinir Ichwan Dargianto menyampaikan pesan Danpasmar-1 agar setiap prajurit mampu mengendalikan diri dan dengan cepat beradaptasi menyesuaikan keadaan di penugasan sebagai personel yang akan menempati pulau-pulau terluar wilayah timur.

"Di mana personel akan di tempatkan, saya yakin dan percaya para Prajurit yang akan berangkat mengamankan pulau terluar sanggup mengatasi semua permasalahan di medan tugas dan menjaga nama baik TNI-AL khususnya Korps Marinir karena penugasan merupakan tugas mulia demi menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI," ungkapnya.

Sumber: KOMPAS

Latihan Bersama Elang Malaysia Indonesia 2011

21 September 2011, Kubu Raya (ANTARA News): Komandan Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Letkol Penerbang Deni Hasoloan Simanjuntak (tengah depan), bersama sejumlah penerbang dari TNI AU dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) berfoto bersama sebelum upacara pembukaan Latihan Bersama Elang Malaysia Indonesia (Malindo), di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/9). Latma Elang Malindo yang diikuti anggota TNI AU dan TUDM tersebut, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan operasi bersama dan merupakan rangkaian dari kerjasama dua negara yang telah terjalin selama ini. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/pd/11)


Sejumlah anggota TNI AU membopong anggota Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang jatuh pingsan saat mengikuti upacara pembukaan Latihan Bersama Elang Malindo di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/9). Tidak diketahui penyebab yang mengakibatkan anggota TUDM itu jatuh pingsan dan kemudian membentur aspal. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/pd/11)

Tentara RI dan Malaysia Akur Antisipasi Teroris

Danlanud Supadio, Kolonel Penerbang Kustono (kiri), didampingi Ketua Staf Operasi Marka I Division Udara Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM), Brigjen Abdul Muthalib bin Abdul Wahab memeriksa pasukan saat upacara pembukaan Latihan Bersama Elang Malaysia Indonesia (Malindo) ke-24 di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/9). Latma Elang Malindo yang diikuti anggota TNI AU dan TUDM tersebut, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan operasi bersama dan merupakan rangkaian dari kerjasama dua negara yang telah terjalin selama ini. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/pd/11)

21 September 2011, Sungai Raya, Kalimantan Barat (ANTARA News): TNI Angkatan Udara dan Tentera Udara Di Raja Malaysia menggelar latihan bersama guna mengantisipasi gerakan teroris di kedua negara.

"Latihan tahun ini lebih kita arahkan untuk untuk mengantisipasi ancaman teroris di negara Malaysia dan Indonesia," kata Direktur Latihan sekaligus Komandan Lanud Supadio Kolonel Penerbang Kustono di Sungai Raya, Rabu.

Kedua belah pihak melakukan latihan bersama dalam program Elang Malindo XXIV/2011 yang dipusatkan di Lanud Supadio, 21- 28 September.

Selain antisipasi teroris, tujuan utama latihan adalah menjadi sarana menjalin kerja sama dan meningkatkan kualitas personel serta memantapkan koordinasi operasi udara antarkedua Angkatan Udara.

"Serta selalu memperlihatkan suasana persahabatan sebagai negara serumpun, namun tetap didasari dan kesungguhan berdasarkan prosedur tetap yang telah disepakati bersama," tuturnya.

Sumber: ANTARA News

Komisi I Tunda Hibah F-16

F-16 TNI AU. (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

21 September 2011, Jakarta (Jurnas.com): Komisi I DPR RI masih menunda persetujuan hibah pesawat F-16 yang akan diberikan Amerika Serikat. Komisi I masih akan melakukan pendalaman prioritas pembelian pesawat baru atau menerima hibah tersebut.

“Kami belum bisa memberikan keputusan. Rapat ini kami tunda dulu sampai ada keputusan di Komisi I,” kata Wakil Ketua Komisi 1 Tubagus Hasanuddin, saat memimpin rapat dengan Kementerian Pertahanan dan TNI di Gedung DPR, Rabu (21/9).

Penundaan ini, kata Tubagus, agar memberi waktu pada Komisi I DPR RI untuk mengkaji untung rugi hibah pesawat tersebut. Beberapa anggota Komisi I memang lebih mengusulkan pembelian pesawat baru. “Kami perlu melakukan pendalaman berapa biaya pasti pembelian pesawat hibah ini,”katanya.

Selain itu, pendalaman Komisi I juga untuk mengkaji waktu kedatangan dan biaya perawatan pesawat hibah F-16 tersebut.

KSAU: Hibah F-16 Lebih Baik

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, selain membutuhkan dana lebih besar, pembelian pesawat baru juga membutuhkan waktu yang lama.

“Kalau baru harganya mahal, dan deliverynya paling cepat lima tahun karena beli pesawat tak seperti beli kacang,”kata dia usai mengikuti rapat Komisi I DPR RI dengan Kementerian Pertahanan dan TNI di Gedung DPR, Rabu (21/9).

Menurut dia, perusahaan senjata Amerika Lockheed Martin menawarkan satu skadron pesawat F-16 baru seharga US$1.400 juta. Sedangkan paket pesawat F-16 dengan sparepart dan pelatihan pilotnya dihargai US$1.600 juta. “Jadi satu pesawat US$100 juta,”kata KSAU.

Sedangkan pesawat hibah yang ditawarkan Amerika dihargai US$430 juta “untuk 30 pesawat, 24 plus enam,”tambahnya.

Pesawat yang dihibahkan ini adalah pesawat F-16 blok 25 yang kemudian akan diupgrade menjadi blok 32 oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan). Hal ini dipertanyakan Komisi I DPR karena blok terbaru adalah blok 52. Menurut KSAU, pesawat hibah ini tidak mungkin diupgrade menjadi blok 52 karena engine-nya berbeda. Lagipula, mengutip penjelasan US National Guard, blok 32 lebih baik dari blok 52.

Pesawat F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multiperan yang dikembangkan General Dynamics, yang kemudian diakuisisi Lockheed Martin. Meski pada awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, pesawat ini telah berevolusi menjadi pesawat multiperan yang tangguh dan amat populer.

Indonesia pernah memiliki 12 unit F-16 blok 15OCU yang terdiri atas delapan F-16A dan empat F-16B.

Sumber: Jurnas

Wednesday, September 21, 2011

Guna Hadapi Kejahatan Terorisme ASEAN dan Negara Besar Sepakat Adakan Latihan Bersama


21 September 2011, Makassar (DMC): Guna menghadapi tantangan kejahatan terrorisme yang semakin kompleks maka dalam kerangka ADMM Plus yang melibatkan 10 negara ASEAN dan 8 negara besar sebagai mitra wicara, sepakat mengadakan latihan bersama pada tahun 2013 di Indonesia.

Kesepakatan tersebut tercapai pada Sidang Asean Defence Ministers’ Meeting-Plus The Experts’ Working Group on Counter Terrorism atau EWG on CT yang diketuai bersama RI dan Amerika dan diselenggarakan selama dua hari (19-20 September 2011) di Makassar. Hasil pertemuan yang dibacakan Ketua Delegasi Indonesia sekaligus Ketua Sidang EWG on CT, Mayjen TNI (Mar) Syaiful Anwar itu juga sebagai bentuk kesepakatan forum akan pentingnya peningkatan kerjasama diantara negara-negara ADMM-Plus untuk memberantas terrorisme.

Mayjen TNI (Mar) Syaiful Anwar saat mengakhiri sidang mengatakan kesepakatan, latihan bersama ini berangkat dari kesadaran negara-negara di ASEAN tentang perlunya penanganan ancaman kejahatan aksi terrorisme yang multi agensi dan semakin bersifat multidimensional. Selain itu, perlu suatu kesiapan institusi pertahanan atau militer dalam membantu aparat keamanan sipil untuk menghadapi ancaman yang membahayakan keamanan negara tersebut.

Oleh karena itu menurutnya pemberantasan terorisme ini memerlukan keseriusan dalam penanganannya termasuk kesiapan dan kemampuan menghadapi ancaman tersebut. Perlu dipertegas dalam usaha memperkuat kerjasama antar lembaga baik dalam lingkup internasional maupun domestik.

“ Latihan bersama ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan militer negara-negara anggota ASEAN dan Negara mitra wicara kita khususnya yang pakar dibidang penanggulangan terrorisme,”Jelas Syaiful Anwar.

Mayjen TNI (Mar) Syaiful Anwar menyampaikan, adapun pentahapan latihan tersebut akan dilakukan sejak saat ini, dan Amerika maupun Indonesia yang menjadi ketua bersama dalam kegiatan ini, merencanakan adanya pertemuan lanjutan pada semester I tahun 2012 di Washington DC.

Sebelumnya, pada pertemuan EWG on CT telah diadakan tukar pandangan mengenai definisi dan pengertian pemberantasan terrorisme dari berbagai perspektif. Forum berpandangan bahwa kejahatan terorisme tidak boleh selalu dikaitkan dengan negara, etnis, budaya maupun agama tertentu.

Beberapa pendekatan dan peluang kerjasama penanganan terrorisme secara individu masing-masing negara, kerjasama antar negara secara bilateral maupun kerjasama regional yang dapat dilaksanakan juga menjadi bahan diskusi dalam dua hari pertemuan.

Pada akhirnya forum sepakat akan pentingnya peningkatan kerjasama diantara negara-negara ADMM-Plus untuk memberantas terorisme, sekaligus menekankan pentingnya forum ini untuk mempersiapkan latihan bersama pada tingkat regional.

Hadir pada sidang EWG on CT negara-negara ASEAN Brunei Darussalam, Cambodia, Laos, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand dan Vietnam, Sekretariat ASEAN, serta beberapa negara mitra wicara seperti, China, Japan, Amerika, New Zealand, Australia, Korea dan India.

Sumber: Kemhan

Menhan RI Terima Mendali Kehormatan dari Rusia


20 September 2011, Jakarta, DMC - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima mendali kehormatan "Medal for Strengthening Combat Fraternity” dari Pemerintah Federasi Rusia, atas perannya dalam meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara, terutama kerja sama di bidang pertahanan. Penghargaan yang diberikan berdasarkan surat keputusan Pemerintah Rusia No. 857 tertanggal 19 Juli 2011, disematkan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov, Selasa (20/9) di kantor Kedutaan Besar Rusia, Jakarta.

Duta Besar Rusia dalam sambutannya mengatakan, penghargaan diberikan selain kepada Menhan RI Purnomo Yusgiantoro yang telah berperan dalam peningkatan hubungan bilateral kedua negara, khususnya kerjasama militer, tetapi juga untuk semua pihak yang berperan membina dan meningkatkan hubungan kerjasama militer dan pertahanan dengan Pemerintah Federasi Rusia.

Sementara itu, Menhan RI menyatakan rasa bangga atas penghargaan yang diterimanya tersebut. Menurutnya, penghargaan ini tidak saja ditujukan bagi dirinya pribadi, tetapi juga bagi seluruh jajaran Kementerian Pertahanan yang turut mendukung peningkatan hubungan pertahanan kedua Negara.

Lebih lanjut Menhan RI berharap, hubungan baik yang terbina antara kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan dapat ditingkatkan lagi di masa mendatang. Kerja sama yang dapat dilakukan antara kedua negara tidak hanya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) tapi juga dalam bidang pendidikan dan pelatihan.

Hadir pada acara tersebut sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan antara lain Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Irjen Kemhan Laksdya TNI Gunadi, M.D.A, Dirjen Pothan Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat, M.A, dan Ka Baranahan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.IP. Hadir pula mendampingi Menhan dalam acara tersebut Ibu Menhan Ny. Lis Purnomo Yusgiantoro.

Sumber: Kemhan

RI-Rusia Gelar Latihan Militer Tahun Depan

Penyambutan kedatangan kapal perang Armada Pasifik Rusia RFS Admiral Panteleyev” dan RFS Fotiy Krilov di pelabuhan kota Makassar, propinsi Sulawesi Selatan pada 25 Mei 2011. (Foto: RIA Novosti/Mikhail Tsyganov)

20 September 2011, Jakarta (Jurnas.com): Kapal perang Rusia akan berlabuh di Indonesia, tepatnya di Surabaya pada 2012 untuk melakukan latihan bersama militer antara Indonesia-Rusia. Hal ini merupakan lanjutan kerja sama kedua negara yang telah disepakati sejak 2003.

“Kerja sama konkrit dengan Rusia adalah dengan melakukan latihan bersama dengan didatangkannya kapal perang Rusia ke Surabaya,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai menerima medali kehormatan untuk peningkatan kerja sama bidang pertahanan kedua negara di Kedubes Rusia di Jakarta, Selasa (20/9).

Menhan menjelaskan, kerja sama yang dilakukan di bidang pertahanan tak selalu jual beli alat utama sistem persenjataan (alutsista). “Tapi juga berupa tukar menukar perwira untuk pelatihan atau pendidikan. Karena Rusia negara besar dan kekuatan pertahanannya bisa kita jadikan pelajaran,” kata dia.

Selain itu, Rusia telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan kerja sama pembangunan alutsista dengan skema transfer of technology.

Sumber: Jurnas

Kopaska TNI AL "Lumpuhkan" Musuh dalam Mobil

(Foto: Koarmatim)

20 September 2011, Surabaya (ANTARA News): Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL tampak berhasil "melumpuhkan" musuh yang melarikan diri dengan berkendara mobil setelah terjadi kejar mengejar di jalanan.

Keterangan pers dari Dinas Penerangan Armatim kepada ANTARA di Surabaya, Selasa, menjelaskan aksi Kopaska itu merupakan rangkaian Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 11-02 JCET di Lapangan Tembak Koarmatim Ujung Surabaya.

Kegiatan latihan penghadangan dan kontra penghadangan yang dilaksanakan saat itu merupakan bagian dari operasi tempur pengaman VIP Personel Security Detail (PSD).

Drama pertempuran itu melibatkan personel Kopaska TNI AL dan US Navy Seal yang terjadi ketika iring-iringan kendaraan VIP yang mereka kawal dihadang segerombolan musuh dengan melancarkan serangan berupa tembakan serentetan senapan otomatis.

Personel Kopaska dengan sigap langsung membalas tembakan menggunakan senjata laras panjang jenis M16-A4 dan Steyer.

Kendaraan mereka terus dihujani tembakan secara sporadis. Personel Kopaska dan Navy Seal membalas tembakan itu dan menggunakan kendaraan mereka sebagai tameng.

Tembakan beruntun dilancarkan ke arah kotak keberadaan musuh untuk saling melindungi rekan mereka guna melaksanakan pengunduran dan mencari tempat perlindungan yang lebih aman.

Latihan itu merupakan bagian dari beberapa kegiatan operasi di antara perang kota "Urban Warfare", VIP Protection, Personel Security Detail (PSD), dan penghadangan.

Beberapa latihan operasi tempur itu rencananya akan dilaksanakan di daerah latihan yang bertempat di Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda Surabaya dan Banyuwangi Jawa Timur.

Sebelumnya, Kopaska TNI AL bersama US Navy Seal meningkatkan kemampuan menembak (Markmanship) di Lapangan Tembak Koarmatim Ujung Surabaya sebagai bagian dari Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 11-02 JCET antara keduanya.

Sumber: ANTARA News

Rusia Lakukan Kerja Sama dengan Pindad

Foto bersama setelah penyerahan helikopter angkut Mi-17. (Foto: Embassy of the Russia Federation)

20 September 2011, Jakarta (Jurnas.com | RI-Rusia akan melakukan kerja sama dibidang pertahanan dengan melakukan join production alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Rencana kerja sama ini sudah disusun dalam draft perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan negosiasi industri pertahanan Indonesia. Kerja sama ini salah satunya akan dilakukan dengan PT Pindad. "Kami sedang melakukan negosiasi dengan PT Pindad dan akan segera menandatangani MoU. Kami juga akan bekerja sama dengan industri pertahanan lainnya yang ada di Indonesia, tapi sekarang baru sekadar draf. Negosiasi satu langkah, dan kami berharap segera ada deal,"kata Duta Besar Rusia Alexander A. Ivanov usai penyematan medali kehormatan yang diberikan pemerintah Rusia pada Menteri Pertahanan RI di Wisma Kedutaan Besar Rusia di Jakarta,Senin (20/9).

Selain itu, tutur Ivanov, Rusia sedang melakukan negosiasi dengan PT PAL dan PT DI untuk melakukan overhaul Helikopter Mi-35.

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengaku kaget atas rencana Rusia tersebut. Karenanya dia mengagumi keputusan tersebut dan menyambut dengan baik. "Saya kaget mereka mau berbicara transfer of technology dengan Pindad. Saya cukup kagum mereka ingin memproduksi bersama,"katanya.

Menhan mengharapkan, kerja sama kedua negara bisa terjalin tidak hanya dalam bidang pengadaan alutsista. Harapan terjadinya pertukaran perwira dalam bidang pendidikan dan pelatihan dalam waktu dekat akan terealisasi. "Mereka akan menerima taruna akademi militer kita. Kedua, kita akan kerja sama dalam bidang latihan bersama,"kata Menhan.

Menhan menambahkan, Rusia meminta secara khusus kerja sama dalam bidang pemberantasan terorisme. Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan (wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, kerja sama join production pembangunan rudal C-705 China-indonesia melalui PT Pindad akan terealisasi tahun ini. "Tahun ini realisasinya produksi bersama,"kata dia.

Sumber: Jurnas

Indonesia-AS akan Perkuat Kerja Sama Pertahahan

Anggota pasukan elit US Navy Seals Tim 17, berada dibelakang anggota Satuan Komando Pasukan Katak (Sat Kopaska) TNI AL dengan menggunakan senjata laras panjang jenis M16-A4 dan Steyer saat kemampuan dalam pengamanan pribadi (Personal Security Detail) di Lapangan Tembak, Koarmatim, Surabaya, Selasa (20/9). Latihan tersebut merupakan bagian dari latihan bersama (latma) bersandikan Flash Iron 11-02 JCET antara Sat Kopaska TNI AL dan US Navy Seals untuk menciptakan kemampuan profesional untuk merencanakan dan melaksanakan protap kesiapsiagaan operasional tempur. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/mes/11)

20 September 2011, Jakarta (ANTARA News): Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) akan memperkuat dan memperluas kerja sama pertahanan dan militer, dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis regional dan global, kata Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Purnomo Yusgiantoro.

Usai menerima penghargaan "Medal for Strengthening Combat Fraternity" dari Pemerintah Rusia di Jakarta, Selasa, ia mengatakan kepada ANTARA News bahwa peningkatan dan perluasan kerja sama pertahanan antarkedua negara akan menjadi bahasan utama dalam kunjungan Menteri Pertahanan AS, Leon Edward Panetta, ke Indonesia medio Oktober 2011.

"Kerja sama pertahanan dan militer kedua negara selama ini telah berjalan cukup baik, dan akan terus kita bina dan tingkatkan," katanya.

Kerja sama militer kedua negara mengalami penurunan sejak memuncaknya kasus Timor-Timur yang berakhir dengan pemisahan diri Timtim dari Republik Indonesia melalui referendum pada September 1999. Setelah itu, sebagian kalangan di AS, terutama pihak Kongres, meminta Pemerintah AS untuk tidak meneruskan kerjasama militer-militer tersebut.

Hal tersebut tercantum dalam Amandemen Leahy, sebuah amandemen yang pembuatannya dimotori oleh Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Kongres AS saat itu, Patrick Leahy. Namun, di tengah kerasnya sikap Kongres AS dalam hal ini, pemerintah AS berusaha membujuk kongres untuk membuat kelonggaran. Berbagai pembicaraan dilakukan dengan pemerintah Indonesia untuk mencapai jalan terbaik.

Setelah melalui jalan berliku, AS pun membuka kembali hubungan militer-militer dengan Indonesia termasuk memberikan kembali pelatihan bagi Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) meski masih dilakukan bertahap.

Perkembangan lingkungan strategis yang dinamis baik regional maupun internasional, termasuk terorisme dan perkembangan di Laut China Selatan mau tidak mau membuat AS harus memperkuat hubungan bilateral serta multilateral dengan sejumlah negara termasuk ASEAN, khususnya Indonesia.

"Kita akan rumuskan dan formulasikan kerja sama kedua negara yang telah berjalan baik, agar lebih baik lagi," kata Purnomo.

Sumber: ANTARA News

Tuesday, September 20, 2011

Dua Korvet Parchim Dialihbinakan ke Koarmabar

(Foto: Koarmatim)

19 September 2011, Jakarta (Koarmabar): Perairan kawasan barat terdapat jalur yang digunakan sebagai lalu lintas kapal-kapal internasional diantaranya melalui Selat Malaka, Selat Singapura dan laut Natuna. Disamping itu, berbatasan langsung dengan lima negara mulai dari India, Thailand, Malaysia, Singapura dan Vietnam.

Demikian dikatakan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, MPA., MBA., pada upacara peresmian alih bina dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) masing-masing KRI Sutanto nomor lambung 377 dan KRI Tjiptadi nomor lambung 381 yang masuk dan memperkuat jajaran Koarmabar, di dermaga Tanjung Priok Jakarta Utara, Senin (19/9).

Lebih lanjut Pangarmabar Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, MPA., MBA., mengatakan, alih bina ini merupakan salah satu cara untuk mendispersikan unsur-unsur dalam rangka efektivitas efisiensi dan pengoptimalisasian kinerja organisasi utamanya bagi Koarmabar dalam pelaksanaan operasi penegakan kedaulatan negara di laut dan mensiagakan unsur dalam penanganan reaksi cepat di seluruh wilayah perairan kawasan barat Indonesia serta dalam rangka mengantisipasi bentuk gangguan keamanan laut termasuk dalam mendukung search and rescue (SAR).

Konstelasi geo-ekonomi global yang terus berkembang mempunyai pengaruh terhadap transportasi antar benua dan negara salah satu diantaranya adalah “laut” menjadi primadona transportasi bagi kelancaran kegiatan ekonomi, baik di lingkup nasional, regional bahkan internasional. Oleh karena itu keadaan ini memberikan dampak semakin ramainya lalu lintas pelayaran di perairan kawasan barat Indonesia, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di laut, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Untuk mengatasi segala bentuk permasalahan dan pemanfaatannya, maka dibutuhkan kehadiran unsur-unsur KRI dalam bentuk patroli keamanan laut dengan jumlah dan kapasitas yang memadai.

Dengan demikian alih bina KRI bagi jajaran Koarmabar sangatlah tepat untuk membantu mengatasi kebutuhan operasional wilayah perairan kawasan barat, baik yang berhubungan dengan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Pangarmabar Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, MPA, MBA., lebih lanjut mengatakan pengalihbinaan ini bukan hanya sekedar penambahan kekuatan namun harus dapat didayagunakan secara optimal. Untuk itu harus diikuti dengan peningkatan dukungan logistik dan fasilitas pemeliharaan yang secara keseluruhan meliputi sarana dan prasarana, sehingga alih bina ini dapat diaplikasikan dalam melaksanakan tugas yang diemban oleh Koarmabar.

Pangarmabar menegaskan kepada seluruh jajaran Koarmabar untuk mengoptimalkan tugas-tugas operasi yang dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi sehingga terwujud sinegi atas kerja yang pada akhirnya dapat mewujudkan komitmen bersama bagi kejayan Angkatan Laut.

KRI Sutanto – 377 dengan Komandan Mayor Laut (P) Budi Santoso dan KRI Tjiptadi – 381 dengan Komandan Mayor Laut (P) Anung Sutanto sebelumnya merupakan KRI yang termasuk di jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) sejak hari ini di alih binakan untuk memperkuat jajaran Koarmabar.

Upacara peresmian dua KRI tesebut dihadiri Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar (Danguspurlaarmabar) Laksamana Pertama TNI Achmad Taufiqoerrochman, M, SE., Komadan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantmal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman, Para Pejabat Teras Koarmabar dan Komandan Satuan di jajaran Koarmabar.

Sumber: Dispenarmabar

300 Personel TNI Latihan Mako Operasi Amfibi


20 September 2011, Surabaya (ANTARA News): Sebanyak 300 personel TNI mengikuti kegiatan latihan bersama Markas Komando Operasi Amfibi 2011 di Pusat Latihan Kapal Perang, Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, 20-23 September 2011.

Latihan yang dibuka Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI, Mayjen TNI M Sochib di Surabaya, Selasa, diikuti unsur pimpinan dan pembantu pimpinan dalam suatu Komando Operasi Tugas Gabungan dan Komando Satuan Taktis.

Hadir dalam pembukaan latihan, antara lain Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksmana Muda TNI Ade Supandi dan Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) V Laksamana Pertama M Atok Urrahman.

"Latihan ini untuk mengasah keterampilan dalam proses pengambilan keputusan militer, guna merumuskan konsep rencana operasi gabungan dan operasi taktis," paparnya.

Ditemui usai membuka latihan, Sochib mengemukakan bahwa kegiatan ini juga melatih unsur pimpinan TNI dalam pengendalian operasi melalui "Tactical Floor Game", Table Game dan "Tactical Air Manuvre Game".

"Selain di Koarmatim, latihan serupa juga digelar di kesatuan TNI AD dan AU. Kegiatan di Koarmatim ini, untuk mewujudkan suatu rencana operasi terhadap kemungkinan munculnya ancaman di wilayah timur NKRI," ucapnya, menambahkan.

Ia menuturkan, selain latihan markas komando, Mabes TNI juga mengagendakan latihan bersama di lapangan yang melibatkan unsur kekuatan dari tiga angkatan pada November dan Desember 2011.

Namun, latihan perang bersama itu tidak dalam skala besar, karena hanya setingkat kompi dengan melibatkan sekitar 3.000 personel TNI.

"Skala latihan bersama nanti tidak terlalu besar karena hanya setingkat kompi dari tiga unsur kekuatan TNI, yakni darat, laut dan udara. Latihan skala besar diagendakan tahun berikutnya," tutur Mayjen TNI Sochib.

Ia mengatakan, latihan perang akan dimulai dengan gladi posko pada November dan dilanjutkan gladi lapangan yang berlangsung pertengahan Desember.

"Kegiatan latihan bersama ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan kesiapan personel TNI dalam menghadapi tugas pengamanan wilayah NKRI dari berbagai ancaman," ujarnya.

Sumber: ANTARA News

Bangun Skuadron Udara di Kaltim

(Foto: Kemhan)

20 September 2011, Jakarta (SINDO): Kementrian Pertahanan mencanangkan untuk membangun sedikitnya tiga skuadron udara baru menyusul akan ada penambahan pesawat tempur dalam jumlah besar.

Salah satu daerah yang diproyeksikan adalah di wilayah Kalimantan Timur. Saat ini Kemhan telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk mendukung program tersebut serta sejumlah perencanaan lain menyangkut penguatan pertahanan di perbatasan. Nota kerja sama ditandatangani antara Sekjen Kemhan Marsekal Madya (Marsdya) TNI Erris Heryanto dan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak di Kantor Kemhan,Jakarta,kemarin.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, besar kemungkinan akan dibangun satu skuadron udara di wilayah Kalimantan Timur. Saat ini Indonesia telah memiliki skuadron Hawk di Pekan Baru dan Kalimantan Barat, Sukhoi di Makassar,dan F-16 di Madiun.“Kita akan punya baby F-16 yaitu T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan, kemudian Super Tucano untuk counter insurgency.

Ini akan kita tata karena memang salah satu flash point yang kita waspadai adalah daerah perbatasan,” ungkapnya seusai penandatanganan nota kerja sama kemarin. Meskipun akan fokus di daerah perbatasan, skuadron itu tidak akan berada pada jarak yang terlalu dekat dengan negara lain.“Kalau terlalu dekat juga tidak baik.Tapi,kita bisa menjangkau dengan cepat.

Seperti tadi di lapangan terbang yang terletak di tengah antara Kalimantan Barat dengan Kalimantan Timur yang setiap saat bisa dipakai tidak hanya pesawat tempur, tapi juga pesawat transportasi untuk pembangunan infrastruktur,” urainya. Purnomo mengaku telah memperhitungkan berapa jumlah skuadron udara yang akan dibangun dan di mana saja lokasinya. Namun, mantan Menteri ESDM ini enggan untuk menerangkan secara lebih detail.“Tidak pas untuk disebutkan di sini.

Cukup banyak, lebih dari tiga skuadron,” kata dia. Gubernur Awang Faroek mengungkapkan, pihaknya siap dan merasa wajib untuk membantu penguatan pertahanan di Kalimantan Timur karena wilayah ini berbatasan langsung dengan negara lain, Malaysia. Ada tiga kabupaten dengan total 15 kecamatan di provinsi tersebut yang berbatasan dengan luar negeri.

“Panjang perbatasan 1.038 kilo meter. Sudah menjadi tekad kita bersama daerah perbatasan itu menjadi beranda NKRI.Namanya beranda, harus dibuat bagus,” katanya. Awang menyebut ada tiga landasan yang dibenahi agar bisa digunakan untuk mendaratkan pesawat dengan ukuran besar seperti Hercules milik TNI.Landasan itu juga diharapkan bisa mencapai panjang 2.500-3.000 meter agar dapat dijadikan landasan bagi pesawat tempur TNI Angkatan Udara.

“Dana untuk tiga landasan itu lebih dari Rp40 miliar di Kerayan, Rp8 miliar di Long Nawan, dan nilai serupa di Datah Dawai,”ungkap dia. Selain untuk mendukung pesawat-pesawat milik TNI Angkatan Udara, landasan itu juga diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi wilayah setempat. Selama ini minimnya infrastruktur membuat harga-harga di sana melambung tinggi dan banyak komoditi yang akhirnya dijual ke Malaysia karena akses ke negeri jiran itu lebih baik.

“Jadi, arus barang dan jasa bisa semakin baik. Proses sudah dimulai tahun ini kita sudah anggarkan melalui APBD dan usulkan ada TMMD (tentara manunggal membangun desa) berskala besar,”paparnya. Selain landasan, Pemprov Kalimantan Timur juga akan membeli sejumlah helikopter yang akan dihibahkan bagi TNI.

“Untuk helikopter saja dananya Rp120 miliar. Jenis helikopter yang dibeli kita sesuaikan dengan standar kepentingan TNI. Tim sudah memilih Heli Bell-412 sesuai standar TNI.Kebetulan TNI juga pesan helikopter sejenis,” urai Awang.

Menhan Saksikan Penandatanganan Kerja Sama Hibah Aset Daerah Dengan Kaltim

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, menyaksikan penandatanganan Kesepakatan Kerja dengan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur di Gedung Bhinneka Tunggal Ika, Jakarta, Senin (19/8), tentang Hibah dan Pinjam Pakai Barang Milik Negara atau Daerah untuk pemenuhan kebutuhan Markas Komando dan daerah latihan TNI.

Kesepakatan Kerja Sama yang bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara serta keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala bentuk ancaman, maupun gangguan yang berasal dari luar atau yang mungkin timbul dari dalam negeri, ditandai dengan penandatanganan oleh Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Heryanto dan Gubernur Provinsi Kaltim Drs. H. Awang Faroek Ishak MM. M.Si

Kemudian tahapan berikutnya yang akan direalisasikan setelah penandatanganan Kesepakatan Kerja Sama ini adalah, dilaksanakan pembuatan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada tingkat Markas Besar (Mabes) Angkatan dengan tingkat Pemda setempat.

Sementara sejumlah kerjasama yang hingga kini sudah terlaksana antara TNI dengan Pemda Kaltim diantaranya, TNI mendapatkan hibah dan pinjam pakai tanah serta bangunan, diantaranya lahan seluas 100 ha dari Pemkab Berau yang ditempati Yon Armed -18/Berau Kaltim, lahan 100 ha dari Pemkab Malinau yang ditempati Yonif 614/RJP Malinau Kaltim, lahan seluas 150 ha dan bangunan dari Pemda Bulungan yang ditempati Brigif-24/BC dan Yonkav Kaltim, lahan seluas 160 ha dari Pemda Kutai Timur yang ditempati Yonif 612/MDG di Sangatta Kaltim dan Yon Zikon 11, lahan seluas 50 ha dari Pemda Berau untuk Skuadron Lap Helly Berau, lahan seluas 0,8 ha dari Pemda Kutai Timur yang ditempati Lanal Sangatta Lantamal VI, lahan seluas 0,6 ha dari Kabupaten Nunukan dan kota Tarakan untuk ditempati Lantamal VII dan Lanal Tarakan serta lahan seluas 117,687 ha dari Pemkot Tarakan untuk Lanud Tarakan Tipe C.

Dengan penandatanganan kesepakatan kerja sama ini, kedua belah pihak berharap tercapainya tertib administrasi sesuai Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku serta legalitas penggunaan lahan maupun bangunan yang digunakan TNI di Provinsi Kaltim.

Acara Penandatanganan Kesepakatan Kerjasama antara Kemhan dengan Pemda Provinsi Kaltim dihadiri Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kasad, Kasau, Wakasal serta sejumlah pejabat dari Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan.

Sumber: SINDO/DMC

Alumnus IPTN Bekerja di Boeing


19 September 2011 (Radar Banten): Dari 30-an orang Indonesia yang bekerja di Boeing, banyak yang menduduki posisi vital. Siapa saja mereka?

Mimpi buruk itu menghampiri Agu­ng H Soehedi seiring dengan ter­jadinya serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat. Pria kelahiran Te­manggung, Jawa Tengah, 8 Mei 1963 tersebut harus kembali ke­hi­langan pekerjaan.

Ya, tragedi yang menewaskan lebih da­ri tiga ribu jiwa itu membuat banyak orang menghindari transportasi udara. Aki­batnya, permintaan pesawat me­nurun drastis dan itu memaksa Boeing, pabrik pesawat tertua di dunia yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, tem­pat Agung bekerja selepas dari IPTN (Industri Pesawat Terbang Nu­santara, kini PT Dirgantara Indonesia-red), mesti merumahkan banyak kar­yawan. Agung termasuk salah satunya.

Karena sudah membawa istri dan em­­pat anaknya boyongan ke Seattle, Agung pun mesti memutar otak untuk bertahan hidup. Alumnus Itenas, Ban­dung, yang keluar dari IPTN sebelum pabrik pesawat terbang satu-satunya di Asia Tenggara itu kolaps akibat krisis moneter, itu pun akhirnya rela bekerja apa saja untuk menafkahi keluarga.

Menjadi tukang cuci mobil, sopir shuttle bus, pengatur dan pembuat taman, tukang memperbaiki rumah, hingga mendirikan perusahan perumahan, semuanya pernah dia jalani. Nah, pada usaha terakhirnya itu Agung menemukan peruntungan. “Usaha saya dan partner maju,” katanya.

Tapi, tetap saja kesuksesan itu tak mampu meng­hapus kecintaan Agung kepada dunia aeronautika. Meski dua kali menga­lami pengalaman pahit, ketika pada 2006 Boeing menawarinya untuk bekerja lagi se­iring pulihnya pasar pesawat, Agung tak butuh waktu panjang untuk mengiya­kan. “Partner saya tak mau melepas, tapi saya bersikeras kembali ke Boeing,” ujarnya.

Pilihan itu terbukti tepat. Di industri pe­sawat yang didirikan William Boeing itu karir Agung terus menanjak, meski bis­nis bersama sang partner tadi tetap di­jalankan. Kini alumnus SMAN 3 Ban­dung tersebut menduduki jabatan struc­tural analysis engineer. Pesawat produksi Boeing yang pernah ditangani sektor stress analysis-nya adalah Boeing 737 dan Boeing 757.

Agung adalah satu di antara sekitar 30 orang Indonesia yang kini berkarir di Boeing. Mayoritas jebolan IPTN alias PT DI. Mereka tersebar di berbagai depar­temen. Bukan hanya di urusan teknis, tapi ada juga yang bekerja di bagian keuangan.

Dari ke-30 orang itu, tak sedikit pula yang menduduki posisi bergengsi atau berpengaruh karena skill yang mereka miliki. Agung, misalnya, ketika hendak dipindah ke pembuatan Boeing 777, dengan tegas menolak. “Saya bilang mau keluar kalau dipaksa pindah,” kisahnya. “Bos saya bilang, sama sekali tak ter­pikir­kan Anda keluar dari Boeing,” lanjutnya.

Itu menunjukkan kapasitas dan kualitas Agung yang sangat dihargai di Boeing. Sama halnya dengan Tonny Soeharto. Lulusan ITB 1982 itu menduduki posisi lead engineer-MB production support engineering Boeing 777. Pada pembuatan pesawat berbadan lebar untuk pener­bangan lintas benua yang sangat diminati pasar itu, Tonny dipercaya menjadi pim­pinan di salah satu bagian yang vital. “Tak terbayangkan kita orang Indo­nesia mem­bawahi orang-orang Amerika di Boeing. Alhamdulillah, itu bisa kami capai di sini,” kata Tonny dengan mata ber­kaca-kaca.

“Mereka respek dan menghargai ke­mampuan kita, orang Indonesia. Saya juga dengan bangga bilang sebagai alum­nus IPTN,” lanjut pria yang mem­persunting gadis asal Bangkalan, Madura, itu.

Agung dan Tonny memang sama-sama mengakui bahwa apa yang mereka capai saat ini tak lepas dari latar belakang pengalaman mereka di IPTN. Bekerja di perusahaan yang identik dengan mantan Pre­siden BJ Habibie itu sangat berjasa dalam pembentukan kualitas dan ka­pa­bilitas. Dengan kata lain, IPTN telah menempa mereka hingga memiliki kualitas dunia untuk bidang teknologi pembuatan pesawat. “Di sini (Boeing), menyebut IPTN tidak meragukan. Memudahkan untuk diterima,” kata Agung dan Tonny yang ditemui di tempat terpisah di Seattle.

Bukan alumnus IPTN pun tak kalah mem­banggakan prestasinya. Misalnya, Bramantya Djermani. Dia kini menjadi satu-satunya orang Indonesia yang terlibat dalam pembuatan pesawat Boeing tercanggih, Boeing 787 Dreamliner.

Dreamliner menggunakan bahan dasar komposit. Pesawat itu paling ringan di antara semua jenis pesawat komersial yang pernah ada dan paling hemat bahan bakar. Meski belum dilepas ke pasaran, pesanan kepada Boeing sudah menum­puk, mencapai 800-an. “Untuk saat ini masih dalam tahap persiapan,” kata Bram yang langsung bekerja di Boeing be­gitu lulus dari University of Foledo, Ohio.

Dalam pembuatan pesawat berjuluk Boeing Next Generation itu, Bram me­me­gang jabatan industrial engineer. “Saya berusaha menjalankan tugas de­ngan sebaik-baiknya. Untuk karir saya, dan mudah-mudahan menyumbang bagi nama baik Indonesia,” katanya.

Atas kemampuan masing-masing, orang-orang Indonesia di Boeing rata-rata sudah hidup mapan di negeri Paman Sam. Gaji pokok mereka berkisar USD 200.000 per bulan (sekitar Rp 1,86 miliar). Itu belum termasuk tunjangan dan penghasilan tambahan lain-lain.
Agung, contohnya, punya dua rumah yang megah. “Rumah saya seperti jadi tempat berkumpul mahasiswa asal In­donesia dan tempat penitipan barang-barang mereka,” katanya saat menjamu penulis di salah satu rumahnya di ka­wasan Way, Kent, Washington.

Tonny juga sudah berhasil menuntaskan kuliah anak tertuanya di University of Washington (UW), Seattle. Si sulung yang beristrikan perempuan Vietnam itu kini mengikuti jejak ayahnya sebagai engineer. Anak kedua memilih jurusan arsitek di perguruan tinggi yang sama. “Alhamdulillah, kami juga terus berusaha mem­bantu siapa saja anak Indonesia yang kuliah di sini (Seattle dan sekitar­nya),” ujar Tonny.

Di luar Agung, Tonny, dan Bram, masih ada Kholid Hanafi yang berada di bagian pembuatan Boeing 737 dan Maurita Sutedja yang berkarir di departemen ke­uangan. Sulaeman Kamil, mantan direktur teknologi IPTN dan pernah menjadi asisten Menristek, kepala BPPT, juga bekerja di Boeing. “Intinya, kami semua bangga,” kata Bram. “Kami mem­buktikan bahwa orang Indonesia tidak kalah dengan warga Amerika atau bang­sa-bangsa lain di dunia,” lanjutnya.

Namun, di balik kebanggaan itu juga tersembul kegundahan. “Sedih karena semua kemampuan iptek yang kami mi­liki tak bisa dikembangkan atau dipakai di Tanah Air,” kata Tonny.

“Potensi dan kemampuan anak-anak Indonesia tak kalah. Sayang ndak bisa diaplikasikan di Tanah Air. Tidak ada ruang dan wadah yang cocok bagi pe­ne­rapan dan pengembangan teknologi dir­gantara di Indonesia,” tambah Bram.

Kalau saja IPTN tak kolaps dan konsistens mengem­bangkan produksi seperti CN315, N250, dan N2130, Agung yakin perusaha­an pelat merah itu akan menguasai pasar yang kini dikangkangi ATR. ATR adalah anak perusahaan saingan Boeing, Airbus, yang bermarkas di Toulouse, Prancis.

Sumber: Radar Banten

Purnomo Tanggapi Penolakan Pencairan APBNP Kemhan

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan) dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana memberikan keterangan pers seusai mengikuti rapat terbatas bidang politik, hukum dan keamanan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9). Rapat terbatas tersebut membahas kelanjutan soal rencana pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI dengan pembelanjaan Pinjaman Luar Negeri tahun 2010-2014. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/ama/11)

19 September 2011, Jakarta (Jurnas): Menanggapi penolakan pencairan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) oleh Komisi I, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan selama anggaran belum keluar, pikiran apapun boleh dikemukakan termasuk perbedaan dalam pengajuan anggaran.

"Pikirankan boleh (berbeda), tapi ini kan belum dilaksanakan. Anggarannya juga belum keluar. Surat otoritas uangnya pun belum ada," kata Purnomo usai menandatangani kesepakatan kerjasama Kemhan dan Kaltim di Kemhan, Senin (19/9).

Menhan menjelaskan, counter part Kemhan adalah Komisi I sedangkan Kemkeu dari panitia anggaran. “Yang kami tahu angkanya 2,485 triliun. Tapi waktu kami bicarakan di komisi I, kan ada kemungkinan itu naik ke panggar (panitia anggaran). Kami sudah tidak ikut lagi,”katanya.

Menanggapi perbedaan alokasi anggaran untuk alutsista, sebesar 600 miliar antara yang diterima Komisi I dan Kemkeu, Menhan menjawab surat otorisasi uang belum ada dan belum diimplementasikan. “APBNP baru saja digodok, belum diimplementasikan. Jadi belum bisa dikatakan ada perubahan,”katanya.

Kemhan, kata Purnomo, tidak mempermasalahkan rincian anggaran tersebut, tapi lebih pada total anggaran. “Kami tetap berpegang pada 2,485 triliun. Soal 2,485 itu beda antara komisi I dan Keuangan karena yang ini mengikuti Panggar, yang ini ikut komisi I, itu yang harus diklarifikasi,”jelasnya.

Dia menambahkan, terdapat banyak kesepakatan antara Kemhan dengan Komisi.

Menhan: Pengadaan Alutsista Jangan Bebani APBN

Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro menegaskan pinjaman luar negeri untuk pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI jangan memberatkan APBN.

“Walau kami bukan masuk tim ekonomi tentu berharap tidak membebani APBN,”kata Purnomo dalam keterangan persnya di Kantor Presiden usai rapat kabinet terbatas bidang Polhukam.

Rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden SBY itu membahas rencana pengadaan Alutsista TNI dengan Pembelanjaan Pinjaman Luar Negeri tahun 2010-2014. Yang akan dilihat efektivitas, bahwa pagu Rp 99 tiliun dari APLN (Anggaran Pinjaman Luar Negeri US$ 6,5 miliar jatuhnya Rp 66,5 triliun. Tidak semuanya Rp 66,5 triliun itu terpakai semua.

“Sekarang kan sudah maju anggaran tahun 2012, 2013, 2014. Kira-kira efektif terpakai kurang dari itu dan sudah dihitung oleh Bappenas dan Menkeu,” katanya.

Oleh karena itu, anggaran pembelajaan akan berkurang sekitar Rp 4,4 miliar. Dari Rp 4,4 miliar ini diharapkan bisa menanfaatkan dana dalam negeri atau dari SUN.

Sumber: Jurnas

Monday, September 19, 2011

Kaltim Hibahkan Heli dan Lahan untuk Kemenhan

Helikopter TNI jenis Bell-412EP. (Foto: KOMPAS/RizaFathoni)

19 September 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Pemerintah Kabupaten Kalimantan Timur menghibahkan helikopter dan lahan untuk pembangunan markas dan landasan pesawat TNI di wilayah perbatasan Kalimantan.

Hari ini, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro dan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak menandatangani nota kesepahaman tentang Hibah dan Pinjam Pakai Barang Milik Negara atau Daerah untuk memenuhi kebutuhan markas komando, daerah latihan TNI serta landasan helikopter, dan bandara. Total nilai investasi pemda ini mencapai Rp. 56 miliar.

Infrastruktur tersebut akan dibangun di daerah dekat perbatasan Indonesia-Malaysia, yaitu Nunukan, Malinau, dan Kutai Barat yang berbatasan langsung dengan Sabah dan Serawak. Wilayah perbatasan ini sepanjang 1038 kilometer dengan 15 kecamatan.

Tidak hanya lahan, pemda Kaltim juga menghibahkan Rp. 120 miliar bagi pembelian helikopter TNI jenis Bell-412. Jumlah helikopter yang dibeli dipasrahkan pemda pada Kemenhan.

Pemda Kaltim bertekad menjadikan wilayah perbatasan sebagai beranda Indonesia dengan pendekatan pertahanan keamanan. “Namanya beranda kan harus dibuat bagus,” kata Awang usai penandatanganan MoU di kantor Kemenhan.

Selain itu, motif ekonomi juga jadi latar belakang pemberian hibah ini. Dengan bertambahnya infrastruktur, pemda Kaltim berharap lalu lintas orang dan barang ke wilayah perbatasan tadi akan meningkat. Saat ini citra kawasan perbatasan identik dengan daerah tertinggal dan terpencil.

Padahal, menurut Awang, wilayah itu punya potensi. Misalnya, masyarakat memiliki surplus beras yang akhirnya dibawa ke Malaysia karena kendala distribusi ke dalam negeri. “Semen sekarang di sana harganya satu juta rupiah per sak,” tambahnya. Dengan adanya infrastruktur bandara nantinya, ia ingin menekan harga-harga barang di Kaltim.

Purnomo menimpali soal pengembangan wilayah perbatasan ini. “Yang berani berangkat ke sana kan biasanya TNI. Uji coba dulu oleh kami dengan pesawat tempur dan Hercules,” ujar dia terbahak. Pihaknya mendukung upaya kerjasama pemda Kaltim ini. Purnomo menyebut, Kemenhan akan menggunakan dana rupiah murni tahunan milik kementerian guna menindaklanjuti inisiatif pemda tersebut.

Sumber: TEMPO Interaktif

Kopaska Tingkatkan Kemampuan Menembak

Anggota pasukan elit US Navy Seals Tim 17, mengamati sasaran tembak yang menyimpang (rekoset) saat latihan tentang kemampuan menembak (Markmanship) dengan Satuan Komando Pasukan Katak (Sat Kopaska) TNI AL di Lapangan Tembak, Koarmatim, Surabaya, Senin (19/9). Latihan kemampuan menembak tersebut, merupakan bagian dari latihan bersama (latma) bersandikan Flash Iron 11-02 JCET antara Sat Kopaska TNI AL dan US Navy Seals. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/ama/11)

19 September 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL meningkatkan kemampuan menembak (Markmanship) bertempat di Lapangan Tembak Koarmatim Ujung Surabaya, Senin (19/09). Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 11-02 JCET antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seal. Latihan kemampuan menembak (Markmanship) dilaksanakan dengan tiga tahap yaitu pelajaran di kelas, teori di lapangan dan praktek (Drill) di Lapangan Tembak.

Dalam kegiatan ini antara Kopaska dan Navy Seal saling tukar menukar pengalaman tentang limu dan kemampuan menembak sesuai yang mereka kuasai. Salah seorang dari tim Navy Seals memaparkan tentang dasar (Basic), prosedur dan teori menembak yang dilaksanakan oleh tim Seals. Paparan itu disampaikan Jhon seorang pelatih sekaligus Sniper tim Seals 17 yang bermarkas di San Diego Amerika Serikat. Latihan teori pertama tentang kemampuan menembak dengan sejata laras pendek jenis Pistol.

Anggota pasukan elit US Navy Seals Tim 17, memberi pengarahan kepada anggota Satuan Komando Pasukan Katak (Sat Kopaska) TNI AL tentang kemampuan menembak (Markmanship) di Lapangan Tembak, Koarmatim, Surabaya, Senin (19/9). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/ama/11)

Meskipun kemampuan menembak dengan berbagai jenis senjata telah dikuasai oleh setiap personel Kopaska, namun mereka tetap mengikuti materi pelajaran itu dengan serius. Hal itu bertujuan untuk menemukan ilmu dan teknik baru yang selalu berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan jaman yang selalu berubah.

Sedangkan praktek menembak dengan Pistol dilaksanakan secara bergantian antara Kopaska dan Navy Seal dengan jarak kurang lebih lima meter menggunakan Pistol jenis Sig Sawer. Dari kegiatan latihan praktek menembak tersebut personel kopaska dapat melihat dan mengukur sejauh mana kemampuan menembak yang dimiliki oleh personel US Navy Seal sehingga dapat memotivasi serta membangkitkan semangat dan percaya diri. Penguasaan dan pengoperasian senjata secara manual tanpa alat bantu hasil tembakan dari personel Kopaska rata-rata tidak jauh beda dari personel Navy Seals.

Sumber: Dispenarmatim