Thursday, December 10, 2009

KRI Nanggala 402 Diangkut Ke Korea Selatan


10 Desember 2009, Surabaya -- Kapal selam milik TNI Angkatan Laut bernama KRI Nanggala-402 diangkut menuju Korea Selatan. Kapal selam ini dibawa ke Negeri Gingseng itu dengan kapal Combi Dock III.

Kapal itu berangkat ke negara maju di kawasan Asia Timur itu pada Rabu (9/12/2009) untuk perbaikan lengkap atau overhaul.

Dispen Armatim/detikSurabaya

Alutsista Untuk Latihan Perang Sudah Usang


10 Desember 2009, Situbondo -- Panglima Divisi II Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad), Mayor Jenderal TNI Zahari Siregar mengemukakan bahwa alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat (AD) sudah usang.

"Banyak alutsista yang digunakan Kostrad dalam latihan tempur saat ini sudah usang, namun masih memiliki kekuatan yang cukup besar untuk menyerang musuh," kata Mayjen TNI Zahari Siregar, usai menyaksikan latihan tempur Batalyon Infanteri (Yonif) 509 Kostrad Jember di Situbondo, Kamis.

Sebanyak 1.253 personel Kostrad melakukan uji kekuatan di pusat latihan pertempuran (Puslatpur) Marinir di Desa Karang Teko, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Latihan tempur Kostrad tersebut dihadiri oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Suryo Prabowo bersama sejumlah rombongan di antaranya Kolonel Infanteri Harry Purdianto dan Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI Bambang Suwarno.

Menurut Zahari, beberapa helikopter yang digunakan dalam latihan perang tersebut jenis Bolco buatan tahun 1977, jenis MI-17 buatan Rusia, jenis Belt 205 HA-5078 dan jenis Belt 412.

"Sebanyak enam unit helikopter diterjunkan dalam latihan perang di Puslatpur ini," paparnya.

Selain helikopter, lanjut dia, sebanyak 14 tank buatan tahun 1967 dan beberapa meriam juga disiagakan dalam latihan perang di Puslatpur Karang Teko.

"Kami menggunakan perlengkapan senjata untuk latihan perang sesuai dengan alutsista yang dimiliki oleh TNI AD, namun kami tidak tahu pasti apakah peralatan itu dianggap sudah ketinggalan zaman oleh musuh," ujarnya.

Kendati demikian, kata Zahari, TNI AD akan berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan alutsista yang dimiliki saat ini.

"Berbagai latihan perang digelar untuk mengetahui kekuatan alutsista yang kami miliki, namun usangnya alutsista tidak membuat semangat kami melemah. Kami siap berjuang mempertahankan NKRI dengan alutsista yang ada," katanya menegaskan.

ANTARA JATIM

Kostrad Uji Kekuatan di Puslatpur Situbondo

Beberapa personil dari Batalyon Infanteri (Yonif) 509 Kosrad Jember melakukan penyerangan terhadap musuh di Pusat Latihan Tempur (Puslapur) Marinir Karangtekok, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (12/10). Sebanyak 1253 personil dari Batalyon Infanteri (Yonif) 509 Kosrad Jember, melakukan latihan rutin tempur serangan dalam operasi militer untuk perang. (Foto: ANTARA/Seno S./ed/nz/09)

10 Desember 2009, Situbondo -- Batalyon Infanteri (Yonif) 509 Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) Jember bersama sejumlah tim pertempuran Kostrad, melakukan uji kekuatan di pusat latihan pertempuran (Puslatpur) Marinir di Desa Karang Teko, Kabupaten Situbondo, Kamis.

Latihan tempur Kostrad tersebut dihadiri oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Suryo Prabowo bersama sejumlah rombongan di antaranya Panglima Divisi II Kostrad Mayor Jenderal TNI Zahari Siregar, Kolonel Infanteri Harry Purdianto dan Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI Bambang Suwarno.

Panglima Divisi II Kostrad Mayor Jenderal TNI Zahari Siregar kepada sejumlah wartawan di Situbondo mengatakan, latihan tempur serangan dalam operasi militer untuk perang yang digelar di Puslatpur Marinir melibatkan sebanyak 1.253 personel yang terdiri atas batalyon infanteri, kavaleri, armed, arhanud dan zeni.

"Sebanyak enam unit helikopter dan 14 tank diterjunkan dalam latihan tempur perang di Puslatpur Marinir ini," katanya.

Sebuah hellikopter jenis Bell milik Kostrad 509 menyuplai amunisi personil yang berperang melawan musuh. (Foto: ANTARA/Seno S./ed/nz/09)

Beberapa hellikopter Kostrad 509 melakukan penyerangan udara.(Foto: ANTARA/Seno S./ed/nz/09)

Sebuah hellikopter jenis Bell milik Kostrad 509 mengevakuasi personil yang terluka saat berperang melawan musuh. (Foto: ANTARA/Seno S./ed/nz/09)

Ia menjelaskan, skenario latihan tempur tersebut yakni musuh masuk dari arah utara dengan menggunakan jalur darat dan udara, kemudian mereka bergerak menduduki kawasan Asembagus. Kostrad siap mengamankan wilayah Asembagus dengan menerjunkan enam unit helikopter dan 14 tank untuk menyerang musuh.

"Terjadi serangan darat dan udara yang diluncurkan oleh tim tempur Yonif 509 Kostrad, sehingga musuh mundur dan bisa dikalahkan. Tim tempur Kostrad menang dalam pertempuran," paparnya.

Ia mengatakan, enam unit helikopter mengelilingi area Puslatpur Marinir secara bersamaan dengan jarak yang cukup dekat, hal itu menunjukkan kemenangan Kostrad di medan peperangan.

"Latihan tempur Kostrad itu diakhiri dengan terbangnya enam unit helikopter yang berjajar mengelilingi kawasan Puslatpur," ujarnya.

Latihan tempur Kostrad yang digelar di Puslatpur Asembagus, kata dia, bertujuan untuk menguji kesiapan personel TNI AD dalam menghadapi musuh di medan pertempuran, apabila musuh masuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kami ingin menguji kekuatan Kostrad di medan tempur dengan peralatan yang dimiliki TNI yang sudah ada," katanya menegaskan.

Selain menguji kesiapan personel Kostrad, lanjut dia, TNI AD ingin menguji sejumlah sarana dan prasarana yang sudah dimiliki TNI sejak puluhan tahun yang lalu.

Setelah melakukan latihan perang, kata Zahari, Wakil KSAD Letnan Jenderal TNI Suryo Prabowo memberikan evaluasi terhadap skenario latihan tempur Kostrad, supaya taktik perang lebih efektif dan meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan musuh.

ANTARA JATIM

Tu-95MS Bear Selesaikan Misi Patroli


10 Desember 2009 – Dua pembom strategis Rusia Tu-95MS Bear telah menyelesaikan misi patroli rutin di atas perairan netral samudera Artik dan Pasifik, ungkap juru bicara Angkatan Udara Rusia Lt. Col. Vladimir Drik, Kamis (10/11) kepada RIA Novosti.

Kedua pembom lepas landas dari pangkalan udara Ukrainka dan sukses menyelesaika misi patroli udara.



Saat patroli berlangsung pembom dikawal oleh jet tempur F-15 Eagle dan F-4 Phantom.

Presiden Vladimir Putin memerintahkan melanjutkan patroli udara pembom strategis di atas samudera Pasifik, Alantik dan Artik pada Agustus 2007.

RIA Novosti
/@beritahankam

Latihan Pemantapan Raider Yonif 200

Pangdam II/Swj Mayjen TNI Mochammad Sochib, S.E., M.B.A., sebagai Irup pada Upacara Pembukaan Latihan Pemantapan Raider Yonif 200/Raider Kodam II/Swj, Rabu, 9 Desember 2009, bertempat di Lapangan Makoyonif 200/Raider.

9 Desember 2009, Palembang -- Pangdam II/Swj Mayjen TNI Mochammad Sochib, S.E., M.B.A., dalam amanatnya mengatakan, Batalyon Infanteri 200/Raider adalah satuan kebanggaan Kodam II/Swj di samping harus mampu melaksanakan tugas sebagai Batalyon Infanteri, dituntut untuk memiliki kualitas sebagai satuan Raider yang dapat diandalkan. Kualifikasi Raider ini hendaknya terus dimantapkan oleh setiap prajurit dalam rangka mendukung tugas pokok Kodam II/Swj, untuk melaksanakan tugas-tugas pertempuran konvensional maupun pertempuran di daerah hutan dan kota, untuk mewujudkan kemampuan tersebut, satuan Yonif 200/Raider harus mampu memanfaatkan program latihan pemantapan Raider sebagai momentum untuk meningkatkan profesionalitas prajuritnya.

Lebih lanjut Pangdam II/Swj mengatakan; melalui latihan pemantapan ini, para peserta nantinya akan dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan olah keprajuritan meliputi tehnik dan taktik bertempur Infanteri, antara lain : Patroli Tempur, Raid Baswan, Penanggulangan Teror, Raid Penghancuran, Infiltrasi dan Eksfiltrasi, Pungsihpungdahmah, PJD, Survival dan Penyeberangan Basah. Oleh karena itu saya berharap agar peserta latihan dapat melaksanakan latihan ini dengan penuh semangat, manfaatkan waktu latihan ini dengan sebaik-baiknya untuk menyerap semua materi yang dilatihkan.

Hadir dalam upacara tersebut, para Asisten Kasdam II/Swj dan para Dan/Ka Balakdam II/Swj.

Pendam II/Sriwijaya

Kembali Dari Lebanon, KRI Tanjung Kambani Angkut Pasukan ke Balikpapan

KRI Tanjung Kambani-971. (Foto: koarmabar.mil.id)

10 Desember 2009, Jakarta -– KRI Tanjung Kambani-971 selesai melaksanakan operasi angkutan laut militer (anglamil ) pasukan Kontingen Garuda XXIII-C/UNIFIL Lebanon, dari kesatuan Batalyon Raider 600 Kodam VI Tanjung Pura dengan kekuatan lebih dari satu batalyon menuju Pangkalan Induk di Balikpapan, Kamis (10/12)

KRI Tanjung Kambani -971 dengan Komandan Letkol Laut (P) Bambang Irawan, dalam melaksanakan operasi angkutan laut militer dari Jakarta menuju Balikpapan mengangkut pasukan yang baru kembali dari penugasan selama lebih dari satu tahun sebagai pasukan pemelihara perdamaian di Lebanon.

Kepala Dinas Penerangan Kolinlamil, Letkol Laut (KH) Agus Cahyono, mengemukakan kegiatan operasi KRI Tanjung Kambani-971 pada akhir tahun 2009 kali ini merupakan salah satu fungsi Komando Lintas laut Militer (Kolihnlamil), sebagai kotama pembinaan Operasi yang memiliki tugas dan tanggung Jawab melaksanakan angkutan laut militer di seluruh wilayah Indonesia.

Guna mendukung tugas tersebut, Kolinlamil dalam menyiapkan unsur-unsur jajarannya berupaya meningkatkan berbagai fasilitas akomodasi yang ada di kapal perang dalam rangka mendukung moril dan semangat prajurit tetap dalam kondisi stamina tinggi selama lintas laut militer baik yang akan berangkat menuju daerah operasi maupun pasukan yang kembali ke pangkalan Induk.

KRI Tanjung Kambani -971 memiliki fasilitas akomodasi pasukan yang disiapkan mampu mengangkut pasukan sejumlah 1500 personel dengan sejumlah kendaraan operasional di deck kapal dalam rangka mendukung tugas satuan di daerah operasi..

Dalam kegiatan pelayaran tersebut kapal perang buatan Jepang dengan panjang 114,50 dan lebar 19,80 yang diawaki 104 personel mampu berlayar dengan kecepatan ekonomis sampai dengan 11 knot per jam.

Dalam kegiatan operasi ini selain sebagai angkut pasukan, kehadirannya di laut sepanjang kawasan yang menjadi route operasi diharapkan dapat memberikan dampak penangkalan terhadap berbagai bentuk pelanggaran di laut.

Selain diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi para pengguna lalu lintas laut di kawasan tersebut kepada para nelayan Indonesia maupun kapal niaga yang melaksanakan lintas laut maupun para pengguna lalu lintas laut lainnya untuk kepentingan nasional.

Dispenkolinlamil/POS KOTA

Presiden RI: Master Plan Revitalisasi Industri Pertahanan Diharapkan Selesai Dalam 100 Hari Program KIB II


10 Desember 2009, Jakarta -- Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Ravitalisasi Industri Pertahanan merupakan salah satu prioritas dalam program kerja Kabinet Indonesia Bersatu II untuk lima tahun mendatang. Oleh karena itu, diharapkan dalam program kerja 100 hari ini telah dirumuskan sebuah master plan tentang Revitalisasi Industri Pertahanan.

“Itulah kira - kira output dari lokakarya yang saya harapkan, dan dalam 100 hari harus sudah jadi master plant, sehingga lima tahun mendatang benar - benar dapat kita hidupkan kembali industri pertahanan dalam negeri”, demikian harapan Presiden RI saat membuka Lokakarya Nasional Revitalisasi Industri Pertahanan yang diselenggarakan oleh Departemen Pertahanan, Rabu (9/12) di Istana Negara, Jakarta.

Presiden RI mengatakan, dalam rangka membangun kemampuan pertahanan negara melalui modernisasi sistem persenjataan TNI dan pendayagunaan industri pertahanan perlu dirumuskan visi dan strategi serta kebijakan yang tepat kedepan dalam lima dan sepuluh tahun mendatang.

Presiden lebih lanjut menjelaskan, pemerintah telah menetapkan delapan elemen penting dalam perumusan visi, strategi dan kebijakan tersebut antara lain, pertama pemerintah akan terus menerus membangun kekuatan pertahanan yang cukup (Minimum Essential), sehingga TNI dapat melaksanakan tugas - tugas operasional.

Kedua, pemerintah telah berketetapan untuk terus meningkatkan anggaran pertahanan dalam rangka menuju terbentuknya postur pertahanan yang disebut dengan Minimum Essential. Peningkatan anggaran pertahanan ini tentunya dikorelasikan dengan pendapatan dan APBN.

Ketiga, upaya revitaslisi industri pertahanan hendaknya sejalan dengan pembentukan postur pertahanan menuju Minimum Essential Force dengan mewadahi betul bagaimana corak ketahanan di masa depan dan perkembangan keadaan sekarang.

“Pastikan bahwa apa yang ingin dikembangkan dan diproduksi itu berorientasi pada karakter peperangan modern, cocokan pula dengan doktrin dan pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh jajaran TNI dan Polri dan mengkaitkan dengan keadaan geografis di dalam negeri”, tambah Presiden.

Keempat, TNI dan Kepolisian hendaknya tidak hanya memikirkan operasi militer untuk perang, tetapi juga berorientasi pada tugas - tugas dalam operasi militer selain perang. Misalnya, Peace Keeping Mission, dan kesiapsiagaan kekuatan penanggulangan bencana alam.

Kelima, perumusan kebutuhan Alutsista hendaknya dikaitkan dengan strategi dan doktrin yang dianut. Antara satu dengan yang lain hendaknya dapat dioperasikan secara bersama. “Jangan masing - masing mengadakan, mengembangkan sendiri, begitu disatukan dalam operasi gabungan tidak bisa digunakan dengan baik”, tambah Presiden.

Pastikan bahwa ada plan integrated dan design integrated, di dalam mengembangkan semua Alutsista, perlengkapan dan peralatan itu serta mengkajinya secara matang - matang.

Keenam, pemerintah ingin semua pemimpin industri pertahanan hendaknya memahami kebijakan startegi dan rencana Dephan, TNI dan Polri. Para pemimpin dan pengelola industri pertahanan harus memahami arahnya, sehingga tidak memproduksi sesuatu yang salah dalam memenuhi pasar dalam negeri.

Ketujuh, pemerintah akan memikirkan dukungan financial agar industri pertahanan dapat berkembang. Oleh karena itu, lebih lanjut Presiden berharap melalui lokakarya ini diharapkan sudah dapat dirumuskan bagaimana skema pendanaannya .

Kedelapan, hasil dari loka karya ini hendaknya menjadi bagian dari master plan yang integrated. Melalui lokakarya ini diharapkan Dephan, Dekeu, TNI, Polri, Industri pertahanan dan semua pihak jajaran pemerintah dapat duduk bersama dalam rangka menghasilkan kesepatan bersama.

Sementara itu, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro dalam laporannya mengatakan, pembukaan lokakarya nasional revitalisasi Industri pertahanan merupakan puncak dari serangkaian kegiatan untuk mewujudkan revitalisasi industri pertahanan. Sebelumnya, kegiatan telah dimulai dengan tiga kali Round Table Discussion untuk menyerap aspirasi yang berkembang di kalangan pemangku kepentingan (stake hoder) dan masyarakat luas.

Menhan menjelaskan, Semangat dalam mewujudkan revitasliasi industri pertahanan telah ditunjukan dari pemangku kepentingan yang terdiri dari kalangan pemerintahan sebagai penentu kebijakan TNI, Polri dan instansi terkait selaku pengguna, kalangan industrustriawan selaku produsen, BUMN industri pertahanan, kalangan perbankan dan keuangan selaku pemberi modal, lembaga litbang dan perguruan tinggi selaku pusat pengembangan Iptek.

“Kami sepakat untuk bersama sama mengawal hasil pemikiran – pemikiran yang nantinya akan dituangkan dalam suatu kebijakan dalam rangka mewujudkan revitalisasi industri pertahanan”, tambah Menhan.

Pembukaan lokakarya tersebut ditandai dengan pemukulan gong sebagai tanda peresmian lokakarya Revitalisasi Industri Nasional serta penulisan replika obor Industri Pertahanan oleh Presiden RI. Hadir mendampingi Presiden, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menkeu Sri Mulyani, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menkominfo Tifatul Sembiring, Menneg BUMN Mustafa Abubakar, Kepala BIN Sutanto, Panglima TNI Djoko Santoso, dan Kapolri Bambang Hendarso Danuri.

DMC

Dankomar Sematkan Brevet Trimedia dan Anti Teror Pada KASAL

Laksdya TNI Agus Suhartono (tengah) diangkat sejumlah prajurit Korps Marinir usai penyematan brevet trimedia dan anti teror di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Kamis (10/12). Brevet pasukan khusus itu diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada KSAL yang turut peran dalam mengembangkan dan memajukan Korps Marinir TNI-AL. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

10-Desember-2009, Jakarta -- Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin menyematkan Brevet Trimedia dan Anti Teror kepada Kasal Laksamana Madya Agus Suhartono dalam suatu upacara resmi penyematan brevet di Lapangan Tembak Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Kamis (10/11)

Kasal yang juga selaku irup pada upacara penyematan brevet tersebut mengatakan, Saya bangga bisa hadir di tengah-tengah segenap prajurit Korps Marinir. Sosok prajurit pilihan yang memiliki kemampuan tempur melalui tiga dimensi darat, laut dan udara. Dalam setiap penugasan operasi, Marinir tidak pernah mengecewakan dan selalu berhasil membangun citra positif di mata rakyat, sejarah juga telah membuktikan, prajurit Marinir selalu hadir di medan operasi militer dalam keadaan siap siaga, meskipun hal tersebut masih dihadapkan kepada beberapa keterbatasan.

“Bagi Prajurit Korps Marinir menjaga kehormatan bangsa dan mempertahankan keutuhan NKRI adalah harga mati. Atas dasar itu, Saya merasa bangga dan merasa terhormat bisa memimpin kalian pada upacara ini, dan lebih bangga lagi karena dianugerahi Brevet Trimedia dan Anti Teror”.

Kasal Juga menegaskan, kebanggaan, jiwa korsa dan naluri tempur merupakan nafas bagi setiap prajurit Korps Marinir dalam melaksanakan berbagai penugasan operasi. Kebanggan dan kehormatan merupakan landasan fundamental bagi profesionalisme prajurit Korps Marinir. Oleh Karena itu, harus terus dipupuk dan diwariskan dari generasi ke generasi.

KSAL Laksdya TNI Agus Suhartono dan Komadan Korps Marinir Mayjen TNI M. Alfan Baharudin (tengah) bersama sejumlah prajurit Korps Marinir usai penyematan brevet trimedia dan anti teror. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Sejumlah prajurit Korps Marinir dari unit Intai Amfibi melakukan pertempuran jarak ketika memperlihatkan ketrampilan mereka pada penyematan brevet trimedia dan anti teror kepada KSAL Laksdya TNI Agus Suhartono. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Komadan Korps Marinir Mayjen TNI M. Alfan Baharudin (kanan) mengarahakan sasaran tembak KSAL Laksdya TNI Agus Suhartono (kiri) saat mencoba senjata serbu MP5K usai penyematan brevet trimedia dan anti teror. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)

Selain penyematan brevet, dilaksanakan pagelaran seluruh kekuatan material tempur dan demonstrasi serbuan kilat dari prajurit Detasemen Jalamangkara (Denjaka) bersama Taifib, yang diawali dengan terjun tempur, tembakan sniper, penyebuan sasaran, pembebasan sandera, penghancuran sasaran serta penyelamatan sandera dengan taktik Stabo.

Brevet Trimedia merupakan penghargaan bagi Prajurit Korps Marinir yang terpilih melalui proses seleksi dan pendidikan khusus Intai Amphibi yang mampu menguasai medan pertempuran laut, darat dan udara guna mendukung operasi Amphibi, sedangkan Brevet Anti Teror merupakan kehormatan yang diterima oleh prajurit Intai Amphibi dan Komando Pasukan Katak yang telah dibekali pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan sehingga dapat mencapai standart kualifikasi perorangan dasar sebagai personel Detasemen Jalamangkara atau pasukan Anti Teror beraspek Laut.

MARINIR

Hercules Terjunkan 1000 Prajurit Linud 3 Kostrad


10 Desember 2009, Dua Pesawat C-130 A-1323 Hercules TNI AU dari Skadron Udara 31 Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma dengan Pilot Kapten Pnb Pandu dan Copilot Kapten Pnb Marfin dan C- 130 A- 1304 Hercules dari Skadron Udara 32 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dengan Kapten Pilot Mayor Pnb Reza dan Copilot Kapten Pnb Taufik , selama tiga hari mulai hari Selasa (8/12) berada di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar dalam rangka mendukung kegiatan terjun taktis dan terjun penyegaran serta free fall seribu prajurit Brigade Infantri Lintas Udara (Linud) 3 Kostrad Kariango Maros.

Kegiatan terjun taktis Linud 3 Kostrad yang dilaksanakan di daerah Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros , kurang lebih 20 Km arah timur Lanud Sultan Hasanuddin tersebut dipandu oleh 18 personel Jumping Master dari Batalyon 464 Paskhas TNI AU Wing 2 yang bermarkas di Lanud Abdulrachman Saleh Malang.

Dalam kegiatan penerjunan yang dilaksanakan di pagi hari dibagi dalam 17 sorty penerbangan, dibawah coordinator Kapten Infantri Aat Supriatna yang dilaksanakan dalam rangkaian memperingati Hari Ulang Tahun Brigif Linud 3 Kostrad ke-23 tanggal 9 Desember 2009.

PENTAK LANUD SULTAN HASANUDDIN

Latihan Perang Kodam Wirabuana dan Lantamal VI

10 Makassar 2009, Makassar -- Sejumlah pasukan Amphibi TNI AL melakukan pendaratan dengan menggunakan perahu karet saat menyerang teroris di Pantai Losari Makassar, Kamis (10/12). Simulasi ini dilakukan guna memantapkan kemampuan TNI AL dalam mempertahankan NKRI dari ancaman luar dan dalam negeri. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/yu/Koz/hp/09)

10 Desember 2009 -- Latihan digelar di 20 titik melibatkan satuan Yonif 700/Raider, Yonarmed 6-76/Tamarunang, Yonkav10/Serbu, Yonzipur 8/Sakti Mandra Guna, Rai Arahuddri 141/BS, serta pasukan Marinir.

Satuan Yonif 700/Raider akan fokus pada materi operasi penghancuran dan pembebasan tawanan, sedangkan Yonkav 10/Serbu menitik-beratkan pada latihan pengamanan rute, pengamanan VVIP termasuk juga pengamanan objek vital.

Kemudian Yonarmed 6-76/Tamarunang eksis mengembangkan materi patroli dan melaksanakan stelling. Sementara, Yonzipur 8/Sakti Mandra Guna melaksanakan penjinakkan bahan peledak, pendeteksian bom, mengidentifikasi bahan peledak, serta melakukan evakuasi bahan peledak. Selanjutnya materi yang dilaksanakan oleh Rai Arhanudri 141/BS sekitar stelling Armed, operasi mobud, pengejaran, dan juga melaksanakan pertempuran kota.

Sejumlah pasukan TNI AL melakukan melakukan penyerangan terhadap teroris di Pantai Losari Makassar, Kamis (10/12). (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/yu/Koz/hp/09)

Sejumlah pasukan Raider TNI AD melakukan penyergapan terhadap teroris yang menyandera gedung BI Makassar, Kamis (10/12). (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/yu/Koz/hp/09)

Sejumlah pasukan TNI AD bersiaga saat menyerang teroris yang menyandera Pengadilan Negeri Makassar, Kamis (10/12). Simulasi ini dilakukan guna memantapkan kemampuan TNI AD dalam mempertahankan NKRI dari ancaman luar dan dalam negeri. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/yu/Koz/hp/09)

Seorang pasukan TNI AD bersiaga saat menyerang teroris yang menyandera Pengadilan Negeri Makassar, Kamis (10/12). (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/yu/Koz/hp/09)

Batalyon armed 6-76/Tarik menurunkan meriam 76 mm, sejumlah SMR/SO. Untuk Batalyon Zipur 8/Sakti Mandra Guna dalam latihan penjinakan bahan peledak mengerahkan kendaraan unit penjinak bahan peledak (jihandak), X-Ray, hand held metal detector , stahorcopel electronic, dan PD5.

Lantamal VI melaksanakan latihan pendaratan khusus marinir di sepanjang Pantai Losari, Jalan Nusantara, pelabuhan hingga gerbang Jalan Tol

Latihan ini Lantamal VI melibatkan satu kompi minus prajurit marinir, satu kapal angkatan laut (KAL), satu patroli keamanan laut (patkamla), dan empat perahu karet.

TRIBUN TIMUR/@beritahankam

Pangdam Diganti, Latihan Kota Diundur

8 Desember 2009, Makassar -- Pasukan TNI AD melakukan penyergapan terhadap teroris saat geladi latihan perang kota di Lapangan Karebosi Makassar, Selasa (8/12). Latihan gabungan jajaran TNI AL dalam pengamanan kota tersebut akan dilaksanakan pada 9-10 Desember 2009 di beberapa titik di Makassar termasuk gedung DPR, Kejaksaan, dan Gedung BI. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/hp/09)

9 Desember 2009, Makassar -- Di tengah sorotan adanya latihan perang dalam kota yang digelar oleh TNI, Pangdam VII/Wirabuana, Mayjen TNI Djoko Susilo Utomo, tiba-tiba diganti. Dia akan menjadi Irjenad. Penggantinya adalah Mayjen TNI Hari Krisnomo S.IP, yang sebelumnya menjabat Aslog Kasad.

Latihan perang pun diundur sehari. Selain Pangdam VII/Wrb, ada lagi 70 perwira tinggi dan menengah TNI yang terkena mutasi, promosi dan memasuki masa pensiun. Mutasi itu sesuai Keputusan Panglima TNI Nomor : Kep/763/XI/2009, tanggal 30 November 2009, mengenai pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.

Mereka terdiri dari 10 orang di jajaran Mabes TNI, 9 orang TNI AD, 10 orang TNI AL, 1 orang TNI AU, 1 orang di Setneg RI, 22 orang di Lemhannas RI, 16 orang di Dephan, 1 orang di Staf Khusus Presiden RI, 2 orang di jajaran Mahkamah Agung.

Dengan rincian, 27 orang mutasi antar jabatan dalam pangkat yang sama di antaranya, Mayjen TNI Anshory Tadjudin dari Asintel Panglima TNI menjadi Kabais TNI, Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary, S.IP. dari Pangdam III/Slw menjadi Asintel Panglima TNI, Mayjen TNI Djoko S Utomo dari Pangdam VII/Wrb menjadi Irjenad, Mayjen TNI Hari Krisnomo, S.IP. dari Aslog Kasad menjadi Pangdam VII/Wrb, Mayjen TNI Haryadi Soetanto dari Pangdam IV/Dip menjadi Asops Kasad, Mayjen TNI Budiman dari Sesmil Setneg RI menjadi Pangdam IV/Dip, Brigjen TNI Amril Amir, S.IP. dari Kadisjarahad menjadi Kasdam VII/Wrb.

Laksamana Pertama TNI Bambang Budianto dari Kadisminpersal menjadi Waaspers Kasal, Marsekal Pertama TNI Yiyit Prayitno dari Pa Sahli Tk. II Bid Sosbud HAM Panglima TNI menjadi Staf Khusus Panglima TNI dan Brigjen TNI Heroes DN, SE, dari Pa. Sahli Tk. II Bid Intekmil Panglima TNI menjadi Staf Khusus Panglima TNI. Kemudian, 32 orang promosi jabatan diantaranya Brigjen TNI Wibowo, S.IP. dari Kasdam VII/Wrb menjadi Aslog Kasad.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) VII/Wirabuana, Mayor Inf Drs Rustam Effendy yang dihubungi malam tadi mengaku belum mengetahui mutasi ini. "Saya belum menerima informasi itu, besok akan dicek," katanya.

Latihan Perang Diundur

Sementara itu, Pangdam VII/Wirabuana, Mayjen TNI Djoko Susilo Utomo mengatakan bahwa latihan pertempuran kota yang seyogyanya digelar di sejumlah titik di Kota Makassar pada 9 Desember, diundur hari Kamis (10/12). Dikatakannya, sebenarnya latihan ini dilaksanakan semata program lagihan dan tidak diarahkan untuk berhadapan dan menghalangi aksi demonstrasi hari ini.

"Namun menanggapi dan menyikapi secara positif berbagai aspirasi dari berbagai pihak, maka latihan dialihkan," katanya malam tadi. Pangdam berharap aksi demonstrasi dapat berlangsung aman, tertib dan damai, dan tetap memperhatikan koridor hukum yang berlaku. "Jangan berikan kesempatan kepada oknum-oknum penyusup ataupun "penumpang gelap" yang dapat mencederai kemurnian dan tujuan mulia dari aksi demo itu sendiri," pesannya.

Fajar

Kapal BAC Cantabria Siap Diserahkan ke AL Spanyol

Kapal Bantu perbekalan AL Spanyol Buque de Aprovisionamiento de Combate (BAC) Cantabria. (Foto: Pacodime)

10 Desember 2009 -- Kapal Bantu perbekalan AL Spanyol Buque de Aprovisionamiento de Combate (BAC) Cantabria sukses menyelesaikan uji pelayaran terakhirnya dan siap diserahkan.

Uji pelayaran ditujukan untuk menguji kapal melakukan pengisian bahan bakar di laut dan memastikan sistem kapal bekerja dengan baik termasuk propulasi, komunikasi, monitor pertempuran dan elektronik.

Pada Pengujian tersebut dilakukan uji suara, getaran, radar pencarian permukaan, radar navigasi, penembakan kanon, dan jangkar.




Galangan kapal Navantia membangun kapal ini yang dapat digunakan untuk mendukung logistic sebuah satuan tempur angkatan laut serta operasi kemanusian dan lingkungan.

Panjang kapal 173,9 meter dan lebar 23 meter dengan berat 9800 ton serta mempuyai jarak operasi hingga 6000 nm.

Naval-technology.com/@beritahankam

TNI Al Harus Perkuat Pertahanan di Kepri

Lantamal IV/Tanjungpinang. (Foto TNI AL)

9 Desember 2009, Batam 9 -- Komisi I DPR RI akan mendorong pemerintah menambah kekuatan pertahanan TNI Angkatan Laut di wilayah Kepulauan Riau, serta menyediakan sarana dan prasarana termasuk meningkatkan kesejahteraan prajurit penjaga pulau-pulau di perbatasan negara.

"Laut Kepulauan Riau (Kepri) yang menjadi tanggung jawab Lantamal IV/Tanjungpinang cukup strategis karena langsung berbatasan dengan Singapura dan Malaysia, sehingga harus ada penambahan kekuatan untuk pengamanan dan pertahanan," kata ketua tim Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin di Batam, Rabu.

"Pemerintah mutlak dan harus memprioritaskan anggaran pembelian alat utama sistem senjata untuk TNI AL di Kepri, dukungan logistik dan penyediaan sarana dan prasarana bagi prajurit di pulau-pulau terluar/terdepan dengan negara lain," kata anggota Komisi I DPR RI Effendy Choirie.

Ia mengatakan sarana dan prasarana bagi prajurit di pulau-pulau terluar misalnya barak dan air bersih di Pulau Nipah, perlu disediakan pemerintah pusat.

Effendy mengatakan sudah saatnya orientasi pertahanan Indonesia sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia pada laut untuk menjaga kedaulatan wilayah dan tindak pidana di laut, serta untuk memanfaatkan potensi ekononomi kebaharian.

Kepri satu dari 10 provinsi kepulauan dinilai spesifik karena provinsi ini menyandang nama kepulauan dan letaknya yang sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia.

Menurut dia, bukan hanya pada aspek pertahanan, teknologi, ekonomi dan kepariwisataan di provinsi kepulauan seharusnya dibangun dengan dimensi atau aspek kebaharian.

Dalam kaitan dengan kedaulatan negara dan nilai ekonomi wilayah udara, pemerintah disarankan merundingkan kembali perjanjian yang menyebabkan Singapura mengendalikan perizinan pergerakan pesawat sipil maupun militer di Batam dan sekitarnya yang berada di wilayah Indonesia.

"Dalam satu sampai dua tahun ke depan pemerintah harus merebut kendali itu, karena tidak sesuai dengan kedaulatan wilayah udara negara," katanya.

Sebelumnya, sekitar 15 anggota Komisi I DPR RI yang membidangi luar negeri, pertahanan dan informasi itu meninjau Pulau Nipah.

Di Markas Komando Pangkalan TNI AL mereka juga mendengar paparan kondisi dan rencana TNI-AL di Kepulauan Riau dari Komandan Pangkalan Utama TNI AL IV/Tanjungpinang Marsekal Pertama Darojatim.

Pernyataan janji wakil rakyat untuk memperjuangkan di parlemen disambut Danlantamal IV/Tanjungpinang Marsekal Pertama Darojatim dengan hangat, dan ia mengharapkan terealisasi tanpa harus berlebihan, melainkan proporsional.

Bagi TNI AL, kata dia penambahan kapal dan kelengkapannya merupakan salah satu kebutuhanan prioritas, namun juga memerlukan penyediaan anggaran yang proporsional untuk bahan bakar minyak.

Di samping itu, dukungan Komisi I DPR RI bagi peningkatan kesejahteraan, penyediaan alat pemantau dan logistik serta barak di Pulau Nipah, Sekatung dan Pos TNI AL di pulau-pulau terluar/terdepan di perbatasan negara disambut gembira oleh TNI AL.

Dewasa ini, kata Darojatim, prajurit dari Mabes TNI AL dalam Satgas Pengamanan Pulau Terluar di Pulau Nipah belum dilengkapi barak yang layak, bahkan semua petugas masih mengandalkan air tadah hujan.

ANTARA News

Prajurit Harus Lebih Profesional

(Foto: Antara)

10 Desember 2009, Jakarta -- Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang berada di komando kewilayahan harus lebih profesional sehingga mampu mengantisipasi perkembangan keadaan di wilayahnya dengan baik.

Demikian disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta saat menutup apel Komandan Korem dan Kodim di Mabes TNI AD, Jakarta, Rabu (9/12). Rapat itu untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas dari komando kewilayahan.

”Target tahun 2010 peningkatan profesionalitas prajurit di komando kewilayahan,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal TNI Christian Zeboa.

KSAD menegaskan, upaya peningkatan kualitas aparat harus terus dilakukan, lewat pendidikan, pelatihan, atau diskusi. Ditekankan juga perlunya sinergi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait. ”Kita utamakan peningkatan kualitas personel. Jika kualitas aparat bagus, pembinaan masyarakat bagus, dan dia tak bekerja sendiri, tetapi membantu pemda,” kata George saat pembukaan apel, Senin lalu.

George melihat, kegiatan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat melalui pembinaan teritorial belum maksimal.

Menurut Christian, salah satu isi evaluasi adalah masih banyak sikap prajurit yang belum menyenangkan hati rakyat. ”Masih ada kejadian, seperti tabrakan dan perkelahian. Bagaimana caranya ini supaya diperbaiki,” kata Christian.

Restrukturisasi

Al Araf dari Imparsial menekankan perlunya restrukturisasi komando wilayah berkaitan dengan dinamika ancaman yang berkembang saat ini. Agenda restrukturisasi itu berkaitan dengan tugas pokok TNI, yaitu menghadapi ancaman perang dari luar. Komando teritorial yang ada saat ini masih berasal dari pertimbangan agresi militer pada zaman penjajahan serta fungsi politik TNI pada masa Orde Baru.

”Jadi, perlu dikaji kembali, apakah semua komando teritorial yang ada saat ini masih relevan,” kata Al Araf.

Komando teritorial harus dilihat dalam konteks strategi membangun kekuatan pertahanan dan gelar kekuatan TNI. Pembinaan teritorial bukan tugas TNI. Hal ini seharusnya diserahkan pada pemda.

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, komando teritorial juga tidak berarti harus mengikuti struktur pemerintahan. ”Struktur komando teritorial bisa direskturisasi sehingga hanya sampai Kodam,” katanya.

KOMPAS

Wednesday, December 9, 2009

Dua Komandan Batalyon Resimen Artileri-1 Marinir Diganti


9 Desember 2009, Surabaya -- Dua komandan Batalyon Resimen Artileri-1 Marinir diganti yakni Komandan Batalyon Howitzer-1 Marinir dan Komandan Batalyon Arhanud-1 Marinir.

Upacara pergantian keduanya dipimpin Komandan Resimen Artileri-1 Marinir Kolonel Marinir R.B Heraspatty, S.E., di lapangan apel Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Selasa.

Dalam upacara itu, Komandan Batalyon Howitzer-1 Marinir diserahterimakan dari pejabat lama Letkol Mar CTO Sinaga kepada penggantinya Mayor Marinir F. Simanjorang.

Letkol Mar CTO Sinaga selanjutnya akan menempati jabatan baru sebagai Perwira Staf Operasi Menart-1 Marinir.

Sementara itu Komandan Batalyon Arhanud-1 Marinir diserahterimakan dari pejabat lama Letkol Mar Djentayu Suprihandoko kepada penggantinya Mayor Marinir Harnoko.

Letkol Mar Djentayu selanjutnya akan menjabat sebagai Perwira Staf Intelijen Menart-1 Marinir.

Kedua komandan yang baru itu, yakni Mayor Marinir F. Simanjorang dan Mayor Marinir Harnoko, merupakan lulusan Dikreg Seskoal Angkatan 47 Tahun 2009.

Dalam amanatnya, Komandan Resimen Artileri-1 Marinir Kolonel Marinir R.B Heraspatty, S.E., mengatakan Batalyon Howitzer-1 Marinir dan Batalyon Arhanud-1 Marinir mempunyai tugas pokok membina dan menyiapkan kekuatan tempur pasukan pendarat unsur-unsur Artileri Marinir.

"Penyiapan itu dilakukan untuk pelaksanaan operasi pendaratan amfibi, operasi pertahanan pantai di pulau-pulau strategis serta tugas-tugas tempur lainnya," katanya.

Dengan tugas pokok tersebut, maka kedua batalion tersebut memiliki tugas yang sangat berat, sehingga dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, inovasi dan dedikasi yang tinggi.

"Pemimpin yang bijak adalah pemimpin yang dapat mentransformasikan kendala menjadi peluang dan kelemahan menjadi kekuatan, karena itu diperlukan seorang komandan yang tangguh, yang mampu membawa kesatuannya melaksanakan berbagai tugas dengan profesional dan proporsional," katanya.

ANTARA JATIM

Dua Komandan Batalyon Resimen Banpur-1 Marinir Diganti

Komandan Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir, Kolonel Marinir Suhono (tengah) salam komando dengan Komandan Batalyon Zeni-1 Marinir yang lama, Letkol Marinir Sunaswan (kiri) dan penggantinya Mayor Marinir I.D.N Gede Rake Susilo (2 kiri), serta Komandan Batalyon Bekpal-1 Marinir yang lama Letkol Marinir Jayus (2 kanan) dan penggantinya Mayor Marinir Muchlas. (Foto: ANTARA/ Serda Mar Kuwadi/EI)

9 Desember 2009, Surabaya -- Dua komandan Batalyon Resimen Bantuan Tempur - 1 (Banpur-1) Marinir diganti yakni Komandan Batalyon Bekpal-1 Marinir dan Komandan Batalyon Zeni-1 Marinir.

Upacara pergantian keduanya dipimpin Komandan Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir Kolonel Marinir Suhono di lapangan apel Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu.

Dalam upacara itu, Mayor Marinir Muchlas dilantik sebagai Komandan Batalyon Bekpal-1 Marinir yang baru mengggantikan Letkol Marinir Jayus.

Sementara Mayor Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo dilantik sebagai Komandan Batalyon Zeni-1 Marinir menggantikan Letkol Marinir Sunaswan.

Pejabat lama Letkol Marinir Jayus akan menempati pos baru sebagai Kadepjian di Komando Pendidikan Marinir Gunungsari Surabaya, sedangkan Letkol Marinir Sunaswan akan menempati jabatan baru sebagai Perwira Staf Operasi Menbanpur-1 Marinir.

Dalam amanatnya, orang nomor satu di jajaran Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir itu mengatakan Batalyon Zeni dan Batalyon Bekpal-1 Marinir merupakan dua di antara enam batalion di jajaran Menbanpur-1 Marinir.

"Kedua batalion itu mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam setiap penugasan, baik penugasan operasi maupun latihan, bahkan keduanya merupakan andalan Korps Marinir dalam setiap penugasan, khususnya satgas kemanusiaan dan bencana alam," katanya.

Menurut dia, material yang ada saat ini sebagian besar usianya sudah tua, sehingga memerlukan keuletan para pengawaknya sebagai prajurit Korps Marinir yang terlatih untuk tidak menjadikan sebagai kendala dalam melaksanakan tugas.

"Jadikanlah sebagai pemacu semangat dalam mengabdikan diri kepada Korps Marinir, TNI AL, TNI, bangsa, dan negara," katanya.

Sehari sebelumnya (8/12), dua komandan Batalyon Resimen Artileri-1 Marinir juga diganti yakni Komandan Batalyon Howitzer-1 Marinir dan Komandan Batalyon Arhanud-1 Marinir.

Dalam upacara pergantian yang dipimpin Komandan Resimen Artileri-1 Marinir Kolonel Marinir R.B Heraspatty, S.E. itu, Komandan Batalyon Howitzer-1 Marinir diserahterimakan dari pejabat lama Letkol Mar CTO Sinaga kepada penggantinya Mayor Marinir F. Simanjorang.

Sementara itu Komandan Batalyon Arhanud-1 Marinir diserahterimakan dari pejabat lama Letkol Mar Djentayu Suprihandoko kepada penggantinya Mayor Marinir Harnoko.

ANTARA JATIM

Latma Elang Brunesia IV/09 Dibuka

Paban VI/Binprof Sopsau, Kolonel Penerbang Tri Budi Satriyo (kiri), dan Pemerintah Pangkalan Tentara Udara Diraja Brunei (TUDB), Letnan Kolonel Udara Lusir Bin Sian, melakukan pemeriksaan pasukan saat upacara pembukaan latihan bersama Elang Brunesia IV/09, di Pangkalan Lanud Supadio, Pontianak, Kalbar, Rabu (9/12). Latihan bersama tersebut bertujuan untuk meningkatkan soliditas dan kemampuan dalam melaksanakan Operasi Udara Bersama. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/09)

Tepat pukul 08.05 WIB Latihan antara TNI Angkatan Udara (TNI AU) dengan Tentera Udara Diraja Brunei Darussalam (TUDB) dengan sandi Latma Elang Brunesia IV/09 dibuka secara resmi oleh Paban VI/Binprof Sopsau Kolonel Pnb Tri Budi Satriyo yang didampingi Pemerintah Pangkalan Tentera Udara Diraja Brunei, Letnan Kolonel Udara Lusir Bin Sian pada suatu upacara militer di Apron Hanggar Lanud Supadio, Rabu (9/12).

Dalam sambutan tertulisnya Kolonel Pnb Tri Budi Satriyo mengatakan Latma Elang Brunesia IV/09 dilaksanakan dalam bentuk tutorial dan AMX dengan sasaran yang dicapai antara lain : terjalinnya kerjasama TNI AU dan TUDB dalam melaksanakan operasi udara bersama, meningkatnya kemampuan kedua angkatan/tentara udara dan terbinanya hubungan baik antar peserta latihan.

Sejumlah anggota TNI AU dan Tentara Udara Diraja Brunei (TUDB) berfoto bersama di depan pesawat Cassa 212 di apron Pangkalan Lanud Supadio, seusai upacara pembukaan latihan bersama Elang Brunesia IV/09, di Pangkalan Lanud Supadio, Pontianak, Kalbar, Rabu (9/12). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/09)

Menurutnya, Latma ini juga sebagai bentuk kerjasama latihan antara TNI AU dengan TUDB yang merupakan bagian dari hubungan bilateral kedua negara dimana latihan kali ini merupakan latihan yang ke-4. Dengan adanya Latma ini tentunya para peserta latihan diharapkan dapat melaksanakan tugas latihan dengan baik sehingga latihan ini dapat berjalan dengan lancar dan tentunya tanpa adanya accident.

Sementara itu Kolonel Pnb Hari Budianto A.n. Direktur Latihan mengatakan Latma ini dilaksanakan dari tanggal 7 s/d 12 dengan melibatkan 115 personel yang terdiri dari TNI AU 80 personel dan TUDB 35 personel. Adapun alutsista yang terlibat dari TNI AU antara lain 1 pesawat CN-235, 1 HELI NAS-332 Super Puma dan 1 tim SAR dan TIM KAM Paskhas sedangkan dari TUDB melibatkan 2 Heli Bell-212 dan 1 Tim JRT.

Hadir pada upacara pembukaan Latma Elang Brunesia IV/09 antara lain Danlanud Supadio Kolonel Pnb Yadi Indrayadi, para pejabat TNI AU dan TUDB, Athan Brunei Letkol Pangiran Haji Hapiz, para Komandan Satuan di jajaran Lanud Supadio. Sedangkan dalam Latma ini mengambil tema : Dengan Latihan Bersama Elang Brunesia IV/09, TNI AU-TUDB Bertekad Meningkatkan Soliditas Kedua Angkatan Dalam Pelaksanaan Operasi “Search and Rescue”.

PENTAK LANUD SUPADIO

Latihan Pratugas Libatkan 7 Kapal Perang

KRI Tanjung Nusanive-973.

9 Desember 2009, Jakarta -- Komando Lintas laut Militer (Kolinlamil ) menggelar latihan pratugas Angkutan laut Militer (Latpratugas Anglamil) Tahun 2009 yang dimulai 9 hingga 28 Desember 2009, dengan melibatkan pasukan sebanyak 1.314 personel, 7 unsur kapal perang jajaran Kolinlamil dan kendaraan tempur satu kompi PT 76 dari Korps Marinir (Kormar).

Latihan pratugas Anglamil 2009 yang dilaksanakan pertama kali dengan tema latihan “Dengan semangat intergritas satuan tugas operasi Angkutan Laut Militer melaksanakan operasi angkutan laut Militer dalam rangka mendukung operasi TNI” dibuka oleh kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), yang diwakili Asops Kasal, Laksamana Muda TNI Bambang Supeno di Mako Kolinlamil,Tanjung Priok Jakarta, Rabu (9/12)

Pembukaan Latpratugas Anglamil 2009 dihadiri Komandan Lantamal II Laksamana Pertama TNI Jhonny Awuy, Komandan Pasukan Marinir (Pasmar) 1, Brigjen TNI Mar I Wayan Mendra, Kaskolinlamil, Laksma TNI RM Moni Harahap dan para pejabat Teras Kolinlamil dan para
pejabat pelaku latihan Pratugas Anglamil 2009.

Dalam latihan pratugas itu akan dilaksanakan berbagai kegiatan dengan materi antara lain Prosedur penembakan senjata atas air dan senjata anti udara, Penanggulangan kebakaran dan kebocoran,komunikasi taktis, manuvra taktis embarkasi dan debarkasi serta prosedur beaching.

Sedangkan untuk kegiatan maneuver lapangan (Manlap) direncanakan di perairan laut Jawa mulai 21 s/d 24 Desember 2009 dengan melibatkan sedikitnya 7 unsur KRI jajaran Kolinlamil jenis Landing Ship Tank (LST ) KRI Teluk Amboina- 503 , Jenis Frosch KRI Teluk Manado- 537, KRI Teluk Hading-538, jenis BU yaitu KRI Tanjung Nusanive-973 , KRI Tanjung Kambani- 971 , KRI Karimata -960 dan KRI Mentawai-959.

Dispenkolinlamil

Presiden Perintahkan Pengembangan Alat TNI Jangan Tumpang Tindih

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutan dan arahannya saat peresmian pembukaan Workshop Nasional Revitalisasi Industri Pertahanan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (9/12). Kegiatan workshop tersebut diselenggarakan untuk mengembangkan suatu pemikiran yang dapat merumuskan regulasi pemerintah dan cetak biru transaksi antara kebutuhan pengguna dan kemampuan produsen dalam periode lima tahunan secara bertahap. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/09)

9 Desember 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Departemen Pertahanan tidak terfokus pada orientasi rekanan dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutista).

Pembelian alutsista harus dirumuskan sesuai dengan rencana induk, strategi, doktrin, dan geografis. "User oriented jangan rekanan oriented dan konsisten," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam membuka Workshop Nasional Revitalisasi Industri Pertahanan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (9/12).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (2 kiri) dan Menneg BUMN Mustafa Abubakar (kanan) menandatangani prasasti Revitalisasi Industri Pertahanan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (9/12). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/09)

Dalam merumuskan alutsista, peralatan dan perlengkapan militer jangan terpengaruh pada pemasaran, seperti brosur yang terlihat baik dan mengoda. Selain itu, harus disesuaikan dengan masing-masing matra harus saling terkait dan berkesinambungan. "Saya juga ingin jangan satu dengan yang lain tidak bisa dioperasikan secara bersama. Kepada Panglima TNI, Kasau utamanya, Menhan dan jajarannya. Kalau AD dan AU ingin mengembangkan equipment atau weapon system yang akan digunakan dalam operasi lintas udara harus klop. Jangan masing-masing mengadakan sendiri, mengembangkan sendiri. Itu disatukan," tegas Presiden.

"Saya wanti-wanti ketika membeli semua itu, kajilah secara matang. Itulah guna pusat-pusat penelitian dan perkembangan. Itu gunanya pusat-pusat persenjataan dan percabangan," ujar Presiden. Dicontohkannya, dalam pembelian kapal selam. Saat ini, Indonesia hanya memiliki dua kapal dan yang efektif hanya satu. Padahal, luas dari kawasan air Indonesia mencapai enam juta meter persegi.

"Saya sudah mengatakan kapal selam harganya relatif mahal. Kita akan membeli setelah ekonomi kita menggeliat kembali, tumbuh dengan baik. Tidak elok di masa krisis kita membeli kapal selam," tukas Presiden. "Tetapi begitu kita merancang membeli kapal selam, yang pasti tidak berubah-ubah, kadang-kadang memnbeli dari Rusia, Jerman, Korea. Tidak boleh. Kaji dengan matang, dihitung semuanya, dihitung dengan matang lautan kita. Daerah mana yang harus kita jaga dengan kapal selam itu, baru bikin planning yang bagus," tambah Presiden.

Perbankan Bisa Dukung Industri Pertahanan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dengan (dari kanan) Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menneg BUMN Mustafa Abubakar dan Menneg PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana seusai meresmikan pembukaan Workshop Nasional Revitalisasi Industri Pertahanan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (9/12). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/09)

Untuk revitalisasi industri pertahanan, perbankan nasional dapat memberi dukungan dengan syarat anggaran multiyears dan jaminan dari Menteri Keuangan bahwa pemerintah menyanggupi pendanaan untuk jangka panjang.

Menteri Perindustrian MS Hidayat seusai menghadiri pembukaan Workshop Nasional Revitalisasi Industri Pertahanan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Rabu (9/12), mengatakan selama ini anggaran untuk kebutuhan tersebut hanya dikeluarkan per tahun dengan seringkali terjadi pembatalan.

"Sebelumnya setahun-setahun budgetnya, batal pula kadang-kadang. Bank nasional mau kalau multiyears budget, terus ada semacam letter of comfort dari menteri keuangan bahwa dia menjamin dalam lima tahun ini ada dananya," tutur Hidayat.

Hal senada dikatakan Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar yang mengatakan bank-bank nasional siap memberi dukungan apabila program untuk membangkitkan industri pertahanan dalam negeri diarahkan untuk tenggat waktu tiga atau lima tahun. "Saya pegang saja arahan Presiden tadi, utamakan periode 2009-2014. Kalau lima tahun saja long term contract saya kira sudah bisa kerja industri kita. Bank pun sudah siap," ujarnya.

Mengenai jaminan kemampuan dari pemerintah, Mustafa mengatakan, Menkeu telah membicarakan dengan Departemen Pertahanan tentang kemungkinan kredit eskpor atau bentuk lain yang masih bisa dirumuskan oleh pemerintah. Meneg BUMN menyatakan optimismenya bahwa revitalisasi industri pertahanan dapat berjalan karena industri pertahanan dalam negeri seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara sudah menyatakan kesiiapannya.

"Saya lihat PAL siap, Pindad siap, PT Dirgantara siap, tinggal kekurangan-kekurangan nanti saling mengisi. Saya bertanggung jawab dalam revitalisasi industri pertahanan, kesiapan industri kita untuk memproduksi sesuai dengan user dan ini komitmen kita," papar Mustafa.

Dephan Beli Tiga Pesawat Buatan Dirgantara Indonesia

CN-235 MPA. (Foto: Antara)

Departemen Pertahanan mewakili pemerintah menyatakan komitmen merevitalisasi industri pertahanan lewat pembelian pesawat udara patroli maritim dari PT Dirgantara Indonesia.

Penandatanganan kontrak akan dilaksanakan pada Jumat pekan ini. Ini disampaikan oleh Dirjen Sarana Pertahanan Marsekal Madya Eris Heriyanto kepada wartawan seusai menghadiri seminar revitalisasi industri pertahanan di Jakarta, Rabu (9/12).

"Sementara kami lagi menginventarisir dalam waktu dekat yang bisa diadakan sebagai bentuk komitmen bahwa kami menggunakan industri dalam negeri. Ini salah satu implementasi saja dengan penandatanganan itu," kata Eris.

Pemerintah berencana membeli tiga pesawat patroli maritim tersebut dengan nilai kontrak mencapai US$80 juta. Kemungkinan skema pembiayaan yang akan digunakan dengan menggunakan kredit ekspor. Ancang-ancangnya adalah cabang BNI yang ada di luar negeri. "Habis tanda tangan kontrak, kami perlu loan agreement dari Depkeu untuk uangnya. Jadi, itu masih kemungkinan. Kami besok akan rapat lagi untuk merumuskan," imbuhnya.

Pemerintah mengakui telah memiki rencana untuk membeli produk lainnya dari BUMN Industri Pertahanan yang lain, meski tidak dalam waktu dekat. Tapi, inti dari penandatanganan nota kesepahaman yang akan dibuat oleh pemerintah, TNI, dan BUMN nantinya adalah bahwa TNI akan menggunakan produk dalam negeri, bukan produk luar.

"Begitu ada kebutuhan, ambil dari dalam negeri. Itu kesepakatan yang nanti ditandatangani Jumat," sahutnya.


MEDIA INDONESIA

Dan Sesko TNI Buka Geladi Mako Pendaratan Amfibi


8 Desember 2009, Surabaya -- Komandan Sesko TNI Marsekal Madya TNI Edy Harjoko membuka Latihan Geladi Markas Komando (Mako) Operasi Pendaratan Amfibi TA. 2009 di Puslat Opsla Kolatarmatim Ujung Surabaya, Selasa (8/12).

Kegiatan tersebut dihadiri Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ign Dadiek Surarto, Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Arief Rudianto dan pejabat teras Koarmatim lainnya.

Dalam amanat Kepala Staf Umum TNI Laksamana Madya TNI Y. Didik Heru Purnomo yang dibacakan Irup mengatakan, penyelenggaraan Latihan Geladi Operasi Pendaratan Amfibi TA. 2009 adalah untuk melatih keterampilan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan melaluli prosedur hubungan komando dan staf pada suatu komando operasi Subkogasgab dan Komando satuan Taktis dalam proses pengambilan keputusan militer untuk merumuskan konsep rencana operasi gabungan.

Selain itu, lanjut Kasum TNI, untuk melatih unsur pimpinan dan pembantu pimpinan dalam suatu pengendalian operasi melalui Tactical Floor Game (TFG), Table Top Game (TTG) dan tactical Air maneuver Game (TAMG) serta untuk mewujudkan suatu rencana operasi yang berdasarkan rencana tindakan kontinjensi Mabes TNI terhadap kemungkinan ancaman yang mungkin terjadi di wilayah NKRI.

Tema latihan Geladi Operasi Pendaratan Amfibi TA 2009 adalah “Koarmatim selaku Subkogasgabfib melaksanakan operasi pendaratan amfibi di kawasan perairan yurisdiksi Nasional dalam rangka mendukung tugas pokok TNI”.

Penarmatim

Sukhoi PAK FA T-50 Terbang Perdana Sebelum Akhir Tahun 2010

Sukhoi PAK FA T-50. (Foto: warfare.ru)

9 Desember 2009 -- Rusia akan memulai pengujian jet tempur generasi kelima sebelum berakhir tahun 2010 diumumkan Wakil Perdana Menteri Rusia Sergei Ivanov, Selasa (8/12).

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Vladimir Popovkin mengatakan pesawat tempur yang sedang dikembangkan sejak tahun tahun 1990-an, akan dioperasikan angkatan udara 2015.
Rusia diketahui mempunyai proyek pembuatan jet tempur generasi kelima yang dikenal Sukhoi PAK FA dan prototipe sekarang dikenal T-50.


Penerbangan pertama T-50 dilaporkan tertunda sejak awal 2007 untuk alasan yang tidak jelas.

Tetapi KASAU Rusia Alexander Zelin pada Agustus 2009 mengatakan penundaan tersebut dikarenakan masalah mesin dan riset sedang berlangsung.

PAK FA berkemampuan siluman, mampu terbang ferry sejauh 4000 km hingga 5500 km, dipersenjatai misil udara ke udara, udara ke permukaan dan anti kapal generasi baru, serta dilengkapi dua kanon 30 mm.

RIA Novosti/@beritahankam

Lanal Batam Usulkan Pangkalan KRI

Gedung Posal (Pos Angkatan Laut) di Pulau Nipah dari Udara. (Foto: Puspenerbal)

9 November 2009, Batam -- Pangkalan TNI Angkatan Laut Batam mengusulkan kepada Departemen Pertahanan untuk membangun pangkalan kapal perang RI di Batam.

Pangkalan itu perlu dibangun mengingat letak Batam yang strategis karena berada dekat dengan negara tetangga dan dekat dengan perairan perbatasan.

Hal itu diungkapkan Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Batam Kolonel Purwanto di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (8/12).

”Pembangunan pangkalan atau dermaga sudah diusulkan ke Departemen Pertahanan. Dengan pangkalan itu setidaknya 15-16 KRI dapat bersandar,” kata Purwanto.

Namun, Purwanto belum dapat menyebutkan berapa nilai pembangunan pangkalan tersebut. ”Masalah anggaran, Departemen Pertahanan yang akan membahas,” katanya. Ia menambahkan, pangkalan KRI yang besar perlu dibangun di Batam karena letaknya yang strategis.

”Letaknya dekat dengan negara tetangga dan perairan perbatasan sehingga mempermudah pengamanan di wilayah perbatasan,” kata Purwanto. Selama ini di wilayah Kepri belum ada pangkalan KRI yang cukup besar untuk menampung KRI-KRI yang beroperasi di wilayah Kepri. ”KRI beroperasi atau berada terus di laut. Itu menghabiskan banyak bahan bakar,” katanya.

Purwanto menjelaskan, tata ruang laut di wilayah Kepulauan Riau perlu segera dipetakan sehingga dapat mengembangkan potensi ekonomi, misalnya pemanfaatan ruang laut untuk keperluan kapal-kapal tanker atau kapal-kapal kargo yang banyak beroperasi di Selat Malaka atau Selat Singapura.

Purwanto menambahkan, beberapa anggota Komisi I DPR, Rabu ini, berencana mengunjungi Pulau Nipah. Diharapkan, pengembangan dan pemanfaatan Pulau Nipah sebagai pulau terluar dapat terfokus pada masa mendatang.

Sebelumnya, dalam kunjungan ke Pulau Nipah, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pengembangan ekonomi di Pulau Nipah penting untuk meningkatkan ketahanan nasional.

KOMPAS

Rusia Putuskan Pembelian Mistral Akhir 2009

Mistral melakukan kunjungan ke Rusia November lalu, berlabuh di Sungai Neva St. Petersburg. (Foto: Reuters)

9 Desember 2009 -- Rusia akan mengambil keputusan akhir 2009 terkait pembelian kapal amphibi kelas Mistral dari Perancis dikatakan Jenderal Nikolai Makarov saat digelar jumpa pers, Selasa (8/12).

Banyak pihak di Rusia meragukan pembelian kapal kelas Mistral, karena dalam program pengadaan senjata hingga 2015 tidak direncanakan pembuatan atau pembelian kapal perang berukuran besar, kemungkinan pembelian Mistral dilakukan pada program pembelian baru hingga 2020 yang masih dalam pengembangan.

(Foto: AP)

(Foto: Reuters)

Mistral melakukan kunjungan ke Rusia November lalu, berlabuh di Sungai Neva St. Petersburg, guna memberi kesempatan kepada militer Rusia mengetahui kemampuan Mistral.

Kapal kelas Mistral mampu mengangkut dan mengoperasikan 16 helikopter, 4 kapal pendarat, 70 kendaraan termasuk 13 MBT serta 450 prajurit. Kapal dilengkapi juga dengan rumah sakit dengan 69 tempat tidur dan dapat digunakan sebagai kapal komando amphibi.

RIA Novosti/@beritahankam

Tuesday, December 8, 2009

AL India Terima MiG-29K Pertama

Kapal induk Admiral Gorshkov yang dibeli India lego jangkar di pabrik Sevmash. AL India akan memberi nama INS Vikramaditya yang akan menjadi pangkalan MiG-29K. (Foto: Reuters)

8 Desember 2009 – Pabrik pesawat MiG mengumumkan telah mengirimkan pesawat pertama dari empat MiG-29 Fulcrum-D berpangkalan di kapal induk ke India, Selasa (8/12).

Rusia dan India menandatangani kontrak pembelian 12 MiG-29K kursi tunggal dan 4 MiG-29KUB kursi tandem pada 20 Januari 2004. Pembelian ini bagian dari kesepakatan senilai 1,5 milyar dolar pengiriman kapal induk Admiral Gorskov, saat ini sedang diperbaiki di Rusia.

Media India memberitakan 2 MiG-29K dan 2 MiG-29KUB telah tiba dari Rusia dalam kondisi terurai pada 4 Desember.

Pengiriman pesawat sisanya akan disesuaikan dengan jadwal yang disetujui oleh MiG dan AL India.

MiG-29K. (Foto: Migavia)

MiG-29KUB. (Foto: Migavia)

Perundingan antara India dan Rusia mengenai biaya perbaikan kapal induk Admiral Gorshkov mendekati kesepakatan. Diperkirakan nilai kesepakatan senilai 2,5 juta dolar dan kapal induk akan tiba awal 2013, harian Times of India mengutip pernyataan militer India.

Skuadron MiG-29K akan diberi nama skuadron Black Panthers, akan berpangkalan di lapangan terbang di Goa hingga kapal induk Admiral Gorshkov tiba di India. AL India akan memberi nama kapal induk INS Vikramaditya.

RIA Novosti
/@beritahankam