Saturday, September 26, 2009

Siap Diserahkan, Kapal LPD Buatan PT PAL

Inilah salah satu dari dua unit kapal jenis landing platform dock 125 meter, yang dibangun di galangan pembuatan kapal milik PT PAL, Surabaya, Jawa Timur. (Foto: KOMPAS/Wisnu Dewabrata)

26 September 2009, Jakarta -- Bila berjalan sesuai dengan rencana, akhir September ini PT PAL Indonesia yang berpusat di Surabaya akan menyerahkan sebuah kapal jenis landing platform dock atau LPD 125 meter pesanan Departemen Pertahanan untuk TNI AL.

Kapal buatan PT PAL ini akan menjadi kapal LPD ketiga yang masuk jajaran TNI AL. Dua kapal LPD pertama dibuat pabrik Korea Selatan, Daewoo International Corporation, dan diserahkan kepada TNI AL tahun silam.

KRI Bajarmasin LPD ketiga. (Foto: cakrabyuha@angkasareaderscommunitiy)

Dibandingkan dengan dua LPD pertama, alat utama sistem persenjataan TNI AL yang dibangun di PT PAL ini mengalami sejumlah penyempurnaan mengikuti keinginan TNI AL. Yang termasuk dalam penyempurnaan adalah daya angkut helikopter ditambah dari tiga menjadi lima, kecepatan kapal ditingkatkan dari 15 knot menjadi 15,4 knot, dan bentuk bangunan atas mengurangi penampang radar (radar cross section), membuat kapal lebih sulit ditangkap radar musuh.

Selain itu, kapal LPD tersebut juga dirancang untuk bisa dipasangi senjata 100 mm dan dilengkapi ruang khusus untuk sistem kendali senjata (fire control system), yang memungkinkan kapal mampu melaksanakan pertahanan diri.

Kapal yang dibeli dengan fasilitas pembiayaan kredit ekspor ini berfungsi sebagai pengangkut kapal pendarat pasukan, operasi amfibi, pengangkut tank, pengangkut personel, juga untuk operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana serta pengangkut helikopter.

PT PAL sejak tahun 1980 telah menyelesaikan lebih dari 150 kapal aneka jenis.

KOMPAS

Rusia Batalkan Rencana Gelar Rudal di Kaliningrad

Rudal Iskander. (Foto: RIA Novosti)

26 September 2009, Pittsburgh, Pennsylvania -- Rusia membatalkan rencana untuk menggelar rudal di daerah kantongnya Kaliningrad untuk menanggapi keputusan AS yang tidak menggelar pertahanan rudal di Eropa, kata Presiden Dmitry Medvedev, Jumat.

"Ketika saya pertama kali menyampaikan gagasan ini, saya akan menggelar rudal Iskander, adalah untuk menanggapi keputusan untuk melaksanakan rencana penempatan perisai rudal itu," kata Medvedev kepada wartawan setelah KTT G-20 di kota Pittsburgh, Amerika Serikat.

"Karena keputusan ini dibatalkan, saya tentu saja mengambil keputusan untuk tidak menggelarkan rudal Iskander di daerah negara kami yang cocok."

Pekan lalu Moskow mengkonfirmasi bahwa mereka mencabut ancaman untuk menempatkan baterei rudal di Kaliningrad, satu daerah kantong Rusia di pantai Baltik yang seluruhnya dikepung negara-negara anggota NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara).

Rusia menentang keras rencana AS, yang dibuat oleh orang yang digantikan Presiden Barack Obama, George W.Bush, untuk membangun sebuah perisai rudal dengan menempatkan sebuah fasilitas radar di Republik Cheska dan roket pencegat di Polandia, demikian AFP.

Keputusan Obama untuk membatalkan rencana itu menimbulkan kecemasan di negara-negara Eropa Timur yang masih khawatir akan campur tangan Rusia, tetapi disambut baik di Moskow.

ANTARA News

Dua Jet Tempur Rafale Jatuh di Laut Mediterania

Dassault Rafale. (Foto: airforce-technology)

26 September 2009 -- Dua jet tempur Rafale milik Angkatan Laut Perancis yang berpangkalan di kapal induk Charles de Gaulle jatuh di Laut Mediterania, 30 kilometer sebelah timur kota Perpignan, Kamis (24/9) malam sekitar pukul 18:00 waktu setempat.

Kedua jet tempur sedang terbang untuk kembali ke kapal induk setelah melakukan latihan penerbangan tanpa membawa persenjataan. Dalam insiden ini seorang pilot jet tempur berhasil diselamatkan dari laut oleh helikopter sedangkan seorang lagi masih belum ditemukan.

Upaya pencarian masih terus dilakukan dengan melibatkan frigate Courbet, kapal patroli Maury milik Maritime Gendarmerie yang berpangkalan di Guissan, tiga helikopter Dauphin milik AL Perancis, helikopter Ecureuil milik Gendarmerie Nationale. Segera ditambah dengan tug boat Abreill Flandres yang membawa peralatan pencarian bawah air yang akan digunakan di lokasi jatuhnya dua jet tempur tersebut.

Pihak berwenang tidak mengungkapkan penyebab insiden tersebut, teori paling memungkinkan kedua jet tempur tersebut bertabrakan di udara.

Kapal induk Charles de Gaulle (R 91) saat uji pelayaran. (Foto: Marine Nationale)

Kapal induk Charles de Gaulle meninggalkan pelabuhan Toulon, Senin (21/9) untuk melakukan operasi di Mediterania. Charles de Gaulle membawa 4 jet tempur Rafale, 3 Super Etendard Modernisés (SEM), 2 helikopter Dauphin dan satu Allouette III.

Jet tempur Rafale dibuat oleh pabrik pesawat Perancis Dassault Aviation.

Dassault Rafale. (Foto: airforce-technology)

Pemerintah Brazilia memutuskan membeli 36 jet tempur Rafale, menyisihkan jet tempur buatan Amerika Serikat F-18 dan Gripen buatan Swedia. Pembelian ini menjadikan Brazilia pembeli pertama Rafale diluar Perancis.

Sebaliknya Perancis akan membeli 10 pesawat tanker - angkut KC-390 yang dibuat oleh pabrik pesawat Brazilia Embraer.

Selain itu Rafale mengikuti tender internasional pembelian 120 jet tempur oleh India, tetapi tersingkir dari tender ini.

RFI/@beritahankam

Friday, September 25, 2009

Puluhan Kapal Patroli di Perairan Bali

Kapal patroli polisi. (Foto: Antara)

Sedikitnya 25 kapal milik Ditpolair Polda Bali dikerahkan untuk siaga dan berpatroli di wilayah perairan Bali guna mencegah masuknya penduduk liar serta para pelaku kejahatan ke Pulau Dewata.

"Kapal sebanyak itu diutamakan untuk berpatroli dan siaga di sejumlah pos yang berbatasan dengan daerah lain seperti Jawa dan Lombok, Nusa Tenggara Barat," kata Direktur Polair Polda Bali AKBP Oka Eswara, di Denpasar, Jumat (25/9).

Ia menyebutkan, digelarnya patroli yang cukup gencar akan dapat menekan bahkan mencegah orang yang berniat melancarkan aksi kejahatan di wilayah perairan Pulau Dewata.

Tidak hanya melalui kegiatan patroli di laut juga pada gilirannya dapat membendung masuknya para penjahat lewat 'lorong-lorong tikus' yang cukup banyak tersebar di sepanjang garis pantai Bali.

"Mereka yang datang dari luar akan sulit untuk dapat menerobos perairan Bali," katanya. Tidak hanya pelaku kejahatan, lanjut dia, petugas patroli pun dikerahkan untuk dapat mencegah hadirnya penduduk liar ke Pulau Dewata.

Dikatakan, beberapa kasus kejahatan, termasuk aksi peledakan bom yang sempat muncul, terlebih dahulu diawali oleh kehadiran penduduk yang tidak jelas. "Oleh sebab itu, kami akan memperketat hadirnya penduduk ke daerah ini," ujar AKBP Oka Eswara.

Senada dengan Dirpolair, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar mengharapkan semua pihak dapat ambil bagian dalam mengantisipasi kemungkinan masuknya penduduk liar ke Pulau Dewata.

"Antisipasi perlu dilakukan dengan lebih seksama, sehingga pulau mungil ini tidak begitu saja 'dibanjiri' warga yang hadir tanpa dengan identitas yang jelas," katanya.

Ia mengungkapkan, kepada petugas yang siaga di pintu-pintu masuk Bali telah diingatkan untuk lebih melakukan pengetatan dalam memeriksa identitas orang yang masuk ke Pulau Dewata.

"Pengetatan perlu dilakukan terkait dengan kemungkinan membeludaknya arus balik para pemudik lebaran kali ini," katanya.

Kabid Humas menyebutkan bahwa petugas yang tergabung dalam Operasi Ketupat 2009 telah dikerahkan dalam jumlah yang cukup banyak di pintu-pintu keluar masuk Pulau Dewata.

"Pintu yang dimaksud tidak hanya Bandara Ngurai Rai, tetapi juga Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, dan Padangbai, Kabupaten Karangasem," ucapnya.

Dikatakan, petugas yang siaga di kawasan itu selain ditekankan untuk mampu mencegah masuknya penduduk liar yang nantinya akan menjadi beban daerah. Selain itu juga peka terhadap kemungkinan lolosnya para teroris dan pelaku kejahatan yang lain.

"Ini artinya, petugas yang siaga senantiasa akan selalu melakukan pemeriksaan terhadap setiap orang yang datang dan ingin masuk ke Bali," kata Kombes Sugianyar.

MEDIA INDONESIA

6 Buah F-18 Hornet RAAF Mendarat di Lanudal Juanda


25 September 2009, Surabaya -- Sebanyak 6 buah pesawat tempur jenis F-18 Hornet milik RAAF, Australia transit di Lanudal Juanda untuk melaksanakan refueling dalam menempuh perjalanan dari Darwin (Australia) menuju Butterworth, Penang (Malaysia).

Bagi Staf operasi Lanudal Juanda sudah terbiasa menangani dan melayani pesawat-pesawat militer asing yang belabuh di Juanda, baik hanya sekedar mampir/transit, maupun melayani pesawat-pesawat yang datang untuk untuk melakukan kegiatan-kegiatan kenegaraan lainnya.

Kegiatan tersebut telah lama terjalin dan merupakan salah satu bentuk kerjasama militer di kawasan Asia Tenggara, mulai dari pelaksaanaan dukungan administrasi hingga dukungan logistik personel. Dengan melihat kemampuan yang dimiliki oleh Lanudal Juanda untuk melayani pesawat-pesawat yang berskala internasional, diharapkan pula Lanudal – Lanudal lain yang berada di bawah Jajaran Puspenerbal mampu melakukan hal yang sama.


Tentu saja dengan memenuhi kriteria kebutuhan standar pangkalan yang sesuai dengan kebutuhan pesawat-peswat yang akan mendarat.

Dari 6 buah F-18 Hornet yang mendarat di Lanudal Juanda, setelah melakukan refuel 4 buah langsung melanjutkan perjalanan ke Butterworth, sedangkan 2 buah lagi akan Rest overnight (RON) di Lanudal Juanda, hal ini disebabkan karena salah satu pesawat tempur tersebut mengalami gangguan teknis sehingga harus menunggu dukungan dari Australia baru dapat melanjutkan perjalanannya.

Puspenerbal

Perwira TNI Jadi Danup Hari Perdamaian Internasional

Dalam upacara peringatan Hari Perdamaian Internasional ini, anggota Satgas Force Headquaters Support Unit (FHQSU) TNI Konga XXVI-A, Mayor Marinir S.B bertindak sebagai komandan upacara. (Foto: detikFoto/Kapten Laut (KH) Hondor Saragih)

24 September 2009, Lebanon -- Mayor Marinir S.B. Manurung, anggota Satuan Tugas Force Headquaters Support Unit (FHQSU) TNI Kontingen Garuda XXVI-A menjadi Komandan Upacara (danup) pada saat upacara memperingati Hari Perdamaian Internasional, Kamis pagi (24/9) di UNIFIL HQ, Naqoura,Lebanon.

Upacara diawali dengan penghormatan kepada Inspektur Upacara Force Commander UNIFIL Maj. Gen. Claudio Graziano, dilanjutkan dengan pemeriksaan pasukan yang terdiri dari personel berbagai negara kontingen yang tergabung dalam misi UNIFIL.

Pada upacara tersebut, Force Commander UNIFIL dan Perwakilan dari Lebanese Army Forces (LAF) meletakkan karangan bunga di monumen atau cenotaph peringatan personel UNIFIL yang telah gugur dalam misi. Dilanjutkan mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang pahlawan yang telah gugur dalam misi UNIFIL, penaikan bendera PBB dan seluruh bendera negara kontingen yang ikut dalam UNIFIL secara bersamaan serta menyanyikan lagu UN. Upacara diakhiri dengan pelepasan balon oleh Ibu Force Commander, Staf Internasional dan Staf Nasional UNIFIL.

Sementara itu, setelah pelaksanaan upacara Mayor Marinir S.B. Manurung alumni Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) tahun 1997 mengatakan merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan mendapat kepercayaan menjadi Komandan Upacara yang mewakili Kontingen Indonesia untuk memimpin pelaksanaan upacara yang juga dihadiri oleh seluruh kontingen mancanegara yang berpartisipasi di UNIFIL.


Pengibaran bendera PBB dan seluruh bendera negara kontingen yang ikut dalam UNIFIL secara bersamaan serta menyanyikan lagu UN. (Foto: detikFoto/Kapten Laut (KH) Hondor Saragih)

Penghormatan kepada Inspektur Upacara Force Commander UNIFIL. (Foto: detikFoto/Kapten Laut (KH) Hondor Saragih)

Force Commander UNIFIL dan Perwakilan dari Lebanese Army Forces (LAF) meletakkan karangan bunga di monumen atau cenotaph peringatan personel UNIFIL yang telah gugur dalam misi. (Foto: detikFoto/Kapten Laut (KH) Hondor Saragih)

Pemeriksaan pasukan yang terdiri dari personel berbagai negara kontingen yang tergabung dalam misi UNIFIL. (Foto: detikFoto/Kapten Laut (KH) Hondor Saragih)

Upacara diakhiri dengan pelepasan balon. (Foto: detikFoto/Kapten Laut (KH) Hondor Saragih)

POS KOTA

TNI Ikut Bersihkan Ranjau di Perbatasan Israel


25 September 2009, Lebanon -- Dalam rangka pembersihan sisa-sisa UXO (Unexploded ordnance), Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) kembali menggelar operasi Demining (penjinak ranjau) di wilayah operasi Unifil, Lebanon Selatan.

Operasi ini dimotori oleh Tim Penjinak Ranjau dari Belgia, sedangkan Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/Unifil menurunkan satu Tim Kesehatan (Timkes) untuk mendukung operasi tersebut.

Timkes beranggotakan 6 orang dipimpin oleh dokter batalyon secara bergantian setiap harinya selama 6 hari pada minggu ketiga September 2009. Mereka tergabung dengan tim penjinak ranjau Unifil untuk membersihkan ranjau di sekitar blue line atau batas daerah operasi Unifil di sekitar perbatasan Israel – Lebanon.

Ranjau-ranjau tersebut adalah merupakan sisa-sisa peninggalan perang 34 hari tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah yang sengaja di sebar oleh IDF (Israeli Defence Forces) sebagai bentuk pertahanan di sekitar perbatasan.

Ranjau yang terdiri dari UXO, cluster bomb dan berbagai jenis proyektil yang tidak meledak selama pertempuran 34 hari tersebut sangat membahayakan masyarakat setempat termasuk anggota Unifil sendiri dan tidak sedikit dari warga setempat yang berprofesi sebagai petani dan peternak yang menjadi korban ranjau Israel.

Dalam operasi tersebut, Timkes Indobatt menyiagakan satu unit mobil ambulance lengkap dengan peralatan medis, yang difungsikan sebagai penindak awal dalam mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama pelaksanaan operasi berlangsung. Unifil juga menyediakan sebuah Panser VAB Scorpion Ambulance dan Helikopter Ambulance on call sebagai langkah emergency evakuasi udara.

Pelaksanaan operasi Demining, merupakan pengalaman tersendiri bagi anggota Satgas TNI di Lebanon, dan mereka harus secara ketat mematuhi Standard Operating Procedure (SOP) dan Role of Engagement (ROE) yang ditetapkan selama tergabung dalam Tim Demining Unifil.
Termasuk dalam kegiatan administrasi seperti pencatatan identitas diri, yang meliputi pencatatan golongan darah sebagai hal yang paling utama apabila terjadi kecelakaan, serta penjelasan dari ketua koordinator demining yang meliputi larangan serta tanda-tanda taktis yang ada di lapangan ranjau.

Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-C/UNIFIL, Letkol Arh Hari Mulyanto, mengemukakan dalam operasi Demining kali ini, yang dijadikan sebagai daerah penjinakan ranjau adalah lokasi di sekitar blue line B-33 yang merupakan daerah operasi Batalyon Ghana yang berada di sektor barat Unifil.

POS KOTA

TKMS Hentikan Kontrak Kapal Selam AL Yunani

HS Papanikos S120 berada di dok HDW di Kiel. (Foto: DID)

25 September 2009 -- Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH (HDW), Kiel, Jerman, dan Hellenic Shipyards S.A. (HSY), Skaramangas, Athena, Yunani menghentikan pembuatan kapal selam baru serta modernisasi kapal selam Angkatan Laut Yunani dengan nilai kontrak senilai 524 juta euro (775 juta dolar), Senin (21/9). Kontrak tersebut yang ditandatangani dengan Departemen Pertahanan Yunani pada 2000 dan 2002.

Kontrak pertama ketika HDW memenangkan tender pembuatan tiga kapal selam diesel kelas U214 dan satu option dibawah program Archimedes pada Februari 2000. Kontrak ini merupakan kontrak pertama untuk kelas U214. Kapal selam dilengkapi dengan sistem AIP (Air-Independent Propulsion) membuat sebuah kapal selam diesel mampu beroperasi dibawah permukaan air lebih lama.

ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS) sebagai induk perusahaan HDW membeli HSY pada Januari 2005, menanamkan investasi yang besar untuk memodernisasi galangan kapal tersebut agar mampu membangun kapal selam modern. Saat ini, HSY menjadi galangan kapal selam konvensional terbesar dan termaju di kawasan Mediterania.

Kapal selam pertama dibangun di HDW sedangkan sisanya dibangun di HSY. Konstruksi kapal selam pertama dimulai Februari 2001 dan diluncurkan di Kiel April 2004. Kapal selam pertama diberi nama HS Papanikolis S120, sedangkan kapal ketiga dan selanjutnya diberi nama HS Pipinos S121, HS Matrozos S122, dan HS Katsonis S123.

Kapal selam kelas U214 untuk AL Yunani sedang dibangun di Hellenic Shipyards S.A (HSY), Skaramanga, Yunani. (Foto: HSY)

Kontrak kedua adalah program Neptune II untuk memodernisasi dan memperbaiki tiga kapal selam kelas Poseidon U209/1200 pada 2002. Empat kapal selam kelas Poseidon bertugas di AL Yunani mulai 1979 - 1980. Kapal selam diantaranya akan dipasang sistem AIP, upgrade sistem elektronik dan mampu menembakan rudal Harpoon.

Pemerintah Yunani menolak menerima kapal selam pertama HS Papanikolis S120 dari HDW pada 2006, dengan alasan ditemukan masalah teknis dan rancangan yang cacat. AL Yunani menemukan kinerja sistem AIP yang buruk, sistem pertempuran ISUS bermasalah, isu sistem hidraulik serta buruknya kemampuan muncul dipermukaan pada high sea. AL Yunani meminta HDW untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

HDW telah melakukan perbaikan pada HS Papanikos, tetapi kapal selam masih berada di dok di Kiel sejak 2006, menunggu pemerintah Yunani menerimanya. Akan tetapi Yunani tetap tidak menerima meskipun kapal selam telah memenuhi persyaratan bahkan dalam beberapa kasus ada yang melebihi. Sebagai tambahan HS Papanikos telah mendapatkan sertifikasi dari Bundesamt für Wehrtechnik und Beschaffung (BWB).

HDW meminta pembayaran HS Papanikos Juli 2007 tetapi Yunani menolak membayarnya. HDW dan HSY mengadakan beberapa kali pertemuan dengan pemerintah Yunani lebih dari dua tahun tetapi tidak diperoleh penyelesaian. Kedua perusahaan bermaksud mencatatkan masalah ini ke arbitrase internasional.

Sementara itu, tiga kapal lainnya dilaporkan telah mendekati tahap akhir penyelesaian. HS Pipinos diluncurkan April 2007, HS Matrozos 2008 dan terakhir HS Katsonis 2008. HS Okeanos S118 merupakan kapal selam pertama yang yang diluncurkan di HSY setelah dimodernisasi dibawah program Neptune II pada 26 Februari 2009.

Cutaway kapal selam kelas U214. (Grafis: DID)

Kapal selam kelas U214.

HS Papanikos di HDW, Kiel, Jerman (Foto: evworld.com)

Sebuah situs pertahanan Yunani memberitakan 28 Mei 2009, KASAL Yunani Laksamana George Karamalikis mengatakan AL Yunani akan menerima tiga kapal selam yang dibuat di HSY sedangkan Papanikos tidak akan diterima, sebagai gantinya akan dipesan satu kapal selam baru untuk memenuhi kebutuhan empat unit. HDW diijinkan untuk menjual Papanikos kepada negara lain.

Saat ini Yunani menghadapi defisit anggaran yang besar, diharapkan pada tahun ini dapat tumbuh 6% dari total GDP. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Yunani dapat menunda pembayaran dan mungkin juga meminta negosiasi ulang untuk harga yang sudah disepakati. Pada Januari 2009, Menteri Pertahanan Yunani Evangelos Meimarakis mengatakan akan berusaha melakukan negosiasi ulang kontrak kapal selam.

Rencana membawa kasus ini ke arbitrase internasional oleh HDW dan HSY akan menjadi isu dalam kampanye pemilu di Yunani, yang dijadwalkan dilangsungkan bulan depan.

Kekisruhan pembelian ini menimbulkan sejumlah masalah di AL Yunani. Kapal selam yang dimiliki sekarang hampir habis usia pakainya, yang termuda U209/1100 berusia 30 tahun, telah dimodernisasi dibawah program Neptune I pada 1989.

Selain itu, Turki sebagai rival Yunani terutama sengketa pulau Cyprus, telah memulai membangun enam kapal selam diesel kelas U214 di galangan milik militer Golcuk dekat Izmir tanpa menghadapi masalah. Kontrak yang ditandatangani TKMS dengan Turki senilai 2,5 milyar euro, kapal selam pertama diharapkan diterima 2015.

DID/Reuters/Defense Aerospace/@beritahankam

Thursday, September 24, 2009

Timor Leste Berkoordinasi Soal Penyerobotan Tanah


24 September 2009, Kupang -- Pemerintah Timor Leste mengutus Menteri Muda Otonomi Oecusse, Jorge da Crus Teme untuk melakukan koordinasi dengan masyarakat Oecusse yang disebut-sebut telah menyerobot tanah dalam wilayah Indonesia di Desa Netemnanu, Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, NTT.

Pengutusan Menteri Muda Otonomi Oecusse itu dipandang penting untuk mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya, terkait dengan apa yang disebut sebagai aksi penyerobotan tanah dalam wilayah Indonesia itu, kata Konsulat Timor Leste di Kupang, Caitano Guterres, Kamis.

Guterres menjelaskan, hasil koordinasi yang dilakukan Menteri Muda Otonomi Oecusse itu akan disampaikan secara tertulis kepada pemerintah Timor Leste di Dili dan pemerintah Indonesia melalui Konsulat Timor Leste di Kupang.

Masalah penyerobotan lahan itu muncul berdasarkan keterangan Raja Amfoang, Robi Manoh bahwa ratusan warga Timor Leste dari Distrik Oecusse telah menyerobot lahan di Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang.

Mereka (warga Oeccuse, red) telah menguasai lahan seluas sekitar 1.069 hektare sejak 2006 di Desa Netemnanu Utara untuk bercocok tanam.

Lahan yang dikuasai warga Timor Leste itu merupakan lahan tumpang tindih yang belum jelas status hukumnya, karena masih dalam proses penyelesaian antara Indonesia dan Timor Leste.

Sebelumnya, lahan itu diolah oleh 21 kepala keluarga di Desa Netemnanu Utara untuk bercocok tanam, namun karena status hukumnya belum jelas maka ke-21 KK tersebut meninggalkan lokasi yang masih dalam sengketa negara itu.

Namun, sejak 2006 warga dari wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse malah mengolah lahan tersebut untuk bercocok tanam, sehingga membuat warga setempat berang.

"Sampai sejauh ini, kami belum menerima surat pengaduan dari Indonesia terkait dengan apa yang disebut sebagai penyerobotan lahan dalam wilayah NKRI itu oleh warga Timor Leste dari Distrik Oecusse," kata Caitano Guterres.

Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya meminta Bupati Kupang, Ayub Titu Eki untuk segera membentuk tim guna melakukan kajian terkait dengan apa yang disebut sebagai penyerobotan lahan oleh warga negara Timor Leste di Desa Netemnanu tersebut.

"Saya sudah meminta Bupati Kupang untuk segera membentuk tim melakukan kajian tentang penyerobotan lahan tersebut agar secepat mungkin dicari jalan penyelesaiannya," kata Gubernur Lebu Raya.

Timor Leste Dukung Penyelesaian Batas Secara Adat

Pemerintah Timor Leste mendukung gagasan Pemerintah Kabupaten Kupang, NTT untuk penyelesaian titik batas negara yang belum terselesaikan secara adat dan kekeluargaan.

"Kami sangat mendukung langkah pemerintah Kabupaten Kupang untuk menyelesaikan batas wilayah antara Kabupaten Kupang dan Distrik Oecusi secara adat. Langkah ini adalah jalan keluar yang baik," kata Konsul Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Caitano de Sousa Guterres, di Kupang, Kamis.

Bupati Kabupaten Kupang, Drs. Ayub Titu Eki mengatakan akan mengupayakan agar penyelesaian masalah tapal batas antara dua wilayah tersebut melalui adat dan kekeluargaan.

Alasannya karena warga dua wilayah yang berbatasan ini memiliki hubungan darah, kawin mawin, budaya dan bahasa yang sama.

Penyelesaian ini kata dia, akan melibatkan tokoh agama Katolik Pater Gregor Neonbau, SVD dan Romo Bento Ninu, Pr, pastor Paroki Mater Dei Oepoli. "Pemerintah dan tokoh agama akan mempertemukan warga Desa Netemnanu dan warga Timor Leste di distrik Oecusi, Kecamatan Amfoang Utara untuk membahas masalah ini," kata Titu Eki.

Guterres mengatakan titik batas negara yang belum terselesaikan oleh tim teknis dari kedua negara tinggal satu persen yang berlokasi di Sitrana, Oecusi.

Persoalannya adalah karena dalam peta yang ditinggalkan pemerintah Belanda, batas wilayah dua negara itu ditetapkan berdasarkan alur sungai.

"Sekarang sungai itu sudah tidak ada. Inilah yang menyebabkan tim teknis dari kedua negara kesulitan dalam menetapkan batas dua negara dititik ini," katanya.

Dia mengatakan, persoalan ini akan diserahkan kembali kepada tim teknis kedua negara jika penyelesaian melalui cara adat tidak membuahkan hasil.

"Kalau jalan buntu maka masalah ini akan diserahkan kembali kepada kedua negara untuk menyelesaikannya. Mungkin saja kawasan itu harus digali untuk memastikan apakah benar ada sungai atau tidak atau ada jalan tengah yang bisa diterima oleh kedua belah pihak," katanya.

Prinsipnya, kata dia, jalan penyelesaian yang ditempuh harus dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Dia juga meminta agar persoalan ini tidak dibesar-besarkan karena akan membuka peluang bagi pihak ketiga yang bisa memperkeruh hubungan kedua negara bertetangga.

ANTARA News

Peletakan Lunas Pertama HMAS Canberra LHD 01

Cutaway LHD kelas Canberra. (Grafis: DID)

24 September 2009 -- Menteri Muda Pertahanan Australia Greg Combet mengumumkan peletakan lunas kapal amphibi pertama (LHD 01) telah dilakukan di galangan kapal Navantia di Ferrol, Spanyol, Rabu (23/9).

Peletakan lunas kapal hampir satu tahun setelah pemotongan baja pertama ditempat yang sama pada akhir September tahun lalu.

Setelah rangka kapal selesai dibangun, selanjutnya dikirim ke Australia. Kemudian superstruktur dibangun, dipasang serta diintegrasikan dengan rangka kapal di galangan kapal BAE Systems Williamstown, Australia.

Sedangkan sistem pertempuran dibuat oleh Saab Systems Australia, yang akan diintegrasikan dengan sistem managemen pertempuran, sistem komunikasi buatan L-3 Communications.

Pemotongan baja pertama pada akhir September 2008.

Australia meluncurkan Project JP2048 Phase 4A/B senilai 3,1 milyar dolar Australia (2 milyar dolar) yang bertujuan mengakuisisi dua kapal pengangkut helikopter (LHD) untuk menggantikan HMAS Tobruk dan kapal pendarat amphibi kelas Kanimbla.

Dua peserta tender internasional, ADI (sekarang Thales Australia) dan Amaris (sekarang DCN) dari Perancis mengajukan rancangan LHD kelas Mistral sedangkan Tenix (sekarang BAE Systems Australia) dan Izar (sekarang Navantia) Spanyol mengajukan rancangan LHD kelas BPE (Buque de Proyeccion Estrategica), setelah dilakukan evaluasi ditetapkan rancangan Tenix/Amaris sebagai pemenang tender Project JP2048 Phase 4A/B pada 19 Juni 2007.

Kedua kapal digolongkan kedalam kelas Canberra dan diberi nama HMAS Canberra (LHD 01) dan HMAS Adelaide (LHD 02).

LHD 1 akan diluncurkan di Spanyol, Maret 2011 dan tiba di Williamstown pada pertengahan 2012 disusul LHD 02 tiba Februari 2014. LHD 01 diserahkan ke Departemen Pertahanan Australia awal 2014 sedangkan LHD 02 pada pertengahan 2015.

Gambar artis kapal kelas Canberra HMAS Canberra LHD 01 dan HMAS Adelaide LHD 02.

Kapal pengangkut helikopter kelas BPE Juan Carlos L61 milik AL Spanyol. (Foto: jeffhead.com)

RAN/@beritahankam

Jet Latih Korea Selatan Pakai Radar Israel

Radar EL/M 2032. (Foto: DID)

24 September 2009 -- Israel Aerospace Industries (IAI) mengumumkan mendapatkan dua kontrak pembelian sistem radar untuk jet tempur yang sedang dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries (KAI) dan sistem radar untuk pertahanan udara senilai 280 juta dolar dari Republik Korea Selatan.

ELTA Systems Ltd. salah satu anak perusahaan IAI akan mengembangkan dan mengirimkan sistem radar EL/M 2032 yang akan dipasang di jet latih FA/TA-50. Radar ini meningkatkan kemampuan mendeteksi udara ke udara, udara ke darat, dan udara ke laut, memungkinkan mendeteksi sasaran jarak jauh serta high-resolution mapping.

Kontrak kedua, IAI akan mengirimkan sistem pertahanan udara, yang juga diproduksi oleh ELTA Systems Ltd. Sistem ini akan beroperasi di Angkatan Darat Republik Korea Selatan 2012.

Grafis T-50. (Grafis: DID)


T-50. (Foto: KAI)

IAI/@beritahankam

Wednesday, September 23, 2009

AL India Pesan 6 Jet Tempur Tejas Versi Maritim


23 September 2009 -- Angkatan Laut India memesan 6 pesawat tempur Tejas N-LCA (Naval-Light Combat Aircraft), diperkirakan senilai 150 crore Rupee (1 crore = 10 juta) serta diperlukan anggaran sebesar 900 crore Rupee untuk mendukung program N-LCA.

N-LCA akan dioperasikan bersama pesawat tempur buatan Rusia MiG-29K pada kapal induk buatan India. Kapal induk ini sedang dalam proses pembuatan di galangan kapal Cochin, Kochi, yang telah dirancang dilengkapi dengan lift pesawat dan fasilitas perawatan untuk N-LCA, terpisah dari MiG-29K.

N-LCA diharapkan bergabung dengan armada kapal induk 2014. Akan tetapi Program LCA menghadapi masalah dalam pemilihan mesin pesawat baru. Dua mesin -- General Electric GE-414 dan Eurojet EJ-200, saat ini sedang dievaluasi hanya dapat dikirimkan pada 2013 - 2014. Dengan menggunakan mesin baru, N-LCA mempunyai tenaga yang cukup untuk dioperasikan pada kapal induk.

Sementara itu, replika dek kapal induk dibangun di INS Hansa, Goa. Fasilitas ini diharapkan dioperasikan Oktober 2011, akan digunakan N-LCA mendapatkan sertifikat sebelum ditempatkan di kapal induk. Fasilitas ini juga akan digunakan para pilot dan awak pemiliharaan untuk berlatih.

India-defence/@beritahankam

Iran Pamerkan Mesin Perang Terbaru

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan para perwira tinggi AB Iran hadir dalam parade militer yang digelar Selasa (22/9).

23 September 2009 -- Angkatan Bersenjata Iran menampilkan rudal balistik Sejjil pada parade militer bertempat di mausoleum pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini, Selasa (22/9).

Iran berhasil menguji coba rudal Sejjil generasi kedua dan telah diproduksi secara masal awal tahun ini.

Sejjil berbahan bakar padat, dua tingkat dengan dua mesin, mampu mencapai ketinggian sangat tinggi.

Selain Sejjil, Iran menampilkan rudal Shahab 1, 2, dan 3 serta rudal Zelzal.

Rudal Shahab 3 dapat menjangkau sasaran hingga 1250 kilometer dan mengusung hulu ledak seberat 760 - 1000 kilogram.

Iran menampilkan juga skadron pertama jet tempur buatan Iran Saeqeh (Halilintar) serta pesawat nirawak.


Rudal Sejjil dan peluncurnya.

Rudal Sejjil.

Rudal Zezal.

Rudal permukaan - udara Yasser.

Pesawat tempur buatan Iran Saeqeh (Halilintar).

Pesawat nirawak buatan Iran.

FARS News Agency/@beritahankam

Alenia Tawarkan Jet Tempur AMX Untuk AB Afghanistan

Pesawat tempur serang darat AMX hasil kerjasama pabrik pesawat Alenia Italia dan Embraer Brazilia. (Foto: Alenia)

23 September 2009 -- Alenia Amerika Utara mengajukan proposal penjualan sedikitnya 20 jet tempur serang darat Alenia/Embraer AMX ke AU Amerika Serikat April lalu. Pesawat tersebut akan digunakan oleh Angkatan Bersenjata Afghanistan.

Jet tempur tersebut diambil dari surplus Angkatan Udara Italia karena 58 pesawat AMX akan dipensiunkan. Setelah AU Italia menolak proposal program ATOL (upgrade kemampuan operasional dan logistik) yang diajukan Alenia.

Sejauh ini pejabat AU AS belum merespon secara resmi proposal ini, tetapi menaruh minat mengetahui syarat-syarat perawatan pesawat di AU Italia.


AMX. (Foto: Alenia)

AD Turki Pesan Lagi Helikopter Chinook


Angkatan Darat Turki menambah pesanan helikopter angkut Boeing CH-47F Chinook dari 10 helikopter menjadi 14.

Surat permohonan telah dikirimkan ke Boeing, kontrak diharapkan ditandatangani pertengahan tahun 2010 dibawah program FMS (Foreign Military Sales).

Empat Chinnok akan dilengkapi dengan peralatan SAR untuk mendukung operasi pasukan khusus Turki.

Beberapa perusahaan Turki akan membuat peralatan tambahan termasuk komunikasi, sistem navigasi dan infra merah, dan kemudian peralatan tersebut dipasang oleh Turkish Aerospace Industries.

Flightglobal/Combataircraft/@beritahankam

Tuesday, September 22, 2009

Warga Timor Leste Serobot 1.069 Hektar Tanah Indonesia


22 September 2009, Kupang -- Ratusan warga Timor Leste dari Distrik Oecusse telah menyerobot masuk ke wilayah Indonesia dan menguasai sebagian wilayah di Desa Detemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Mereka (rakyat Oecusse) menguasai sekitar 1.069 hektar lahan di Desa Netemnanu Utara untuk bercocok tanam sejak 2006 dan tidak mau meninggalkan lokasi tersebut," kata Raja Amfoang, Robi Manoh, ketika dihubungi dari Kupang, Selasa (229).

Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk menghadang warga Oecusse agar tidak lagi menguasai sebagian wilayah kedaulatan Indonesia di Netemnanu. "Segala macam upaya sudah kami tempuh, namun tak pernah membuahkan hasil," katanya dan meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah politis dan diplomatis dengan pemerintah Timor Leste guna menuntaskan masalah tersebut.

Jika keadaan tersebut terus dibiarkan, kata Raja Amfoang, sangat membuka peluang terjadinya konflik antara masyarakat Amfoang dan orang Oecusse yang menyerobot wilayah NKRI itu. "Sebagai manusia tentu ada batas kesabaran karena tindakan yang dilakukan warga Oecusse itu sudah melanggar hukum. Situasi ini kami harapkan dapat dipahami oleh pemerintah jika tidak menghendaki adanya pertumpahan darah di Netemnanu," kata Raja Manoh yang juga pemangku adat wilayah Amfoang itu.

Ia mengemukakan, pihaknya bersama orang Oecusse sudah menandatangani sebuah kesepakatan untuk tidak lagi menguasai lebih dari 1.000 hektar lahan di Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, itu.

"Kesepakatan yang kami buat saat itu disaksikan juga oleh pemerintah kecamatan dari Oecusse dan Amfoang serta aparat keamanan kedua negara. Namun, orang Oecusse tetap menguasai lahan dalam wilayah negara kita," katanya.

Robi Manoh mengatakan, saat jajak pendapat di Timor Timur pada 1999, sekitar 21 kepala keluarga (KK) dari Desa Netemnanu Utara diminta untuk meninggalkan lahan seluas 1.069 hektar itu karena berada di wilayah tumpang tindih yang belum jelas status hukumnya.

Setelah 21 KK warga Desa Netemnanu Utara meninggalkan lokasi tersebut, malah rakyat dari negeri seberang Timor Leste datang dan menguasai lokasi tersebut untuk bercocok tanam. "Tindakan ini tentu tidak diterima oleh masyarakat Amfoang," kata Robi Manoh dan meminta perhatian pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah tersebut bersama pemerintah Timor Leste guna menghindari terjadinya konflik di antara kedua belah pihak.

KOMPAS

AU Swedia Upgrade Pesawat Latih SK60

SK60 pesawat latih bermesin kembar buatan SAAB Swedia. (Foto: Kristian Hernström)

22 September 2009 -- Perusahaan pertahanan dan keamanan Saab memperoleh order senilai 130 juta Krona Swedia dari FMV (Försvarets Materielverk/Swedish Defence Materiel Administration) untuk pengembangan dan upgrade pesawat latih Angkatan Udara Swedia SK60.

SK60 sebutan oleh AU Swedia untuk pesawat latih bermesin kembar Saab 105. Pesawat ini pertama kali mengudara 1963, dan mulai digunakan oleh AU Swedia sejak 1967 untuk menggantikan pesawat latih De Havilland Vampire. AU Swedia membeli 150 pesawat, diperkirakan kurang dari 42 yang masih dioperasikan. Selain Swedia, AU Austria membeli 40 pesawat Saab 105 Ö.

(Foto: Kristian Hernström)

Upgrade meliputi modernisasi pesawat SK60, yang akan membuat pesawat lebih kompetitif digunakan untuk beberapa tahun kedepan, menurut Lars-Erick Wige, bisnis unit manager Saab Aerotech. Pesawat diantaranya akan dipasang GPS (Global Positioning System) baru, perubahan unit satuan pada display dari meter dan kilometer menjadi kaki dan knot, seperti yang digunakan di pesawat tempur Gripen.

Pengerjaan upgrade diharapkan selesai diakhir 2011 dan pesawat dapat digunakan hingga 2017.

Saab Group/@beritahankam

Monday, September 21, 2009

Admin mengucapkan:

TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM YA KARIEM

MINAL 'AIDIN WALFAIDZIN

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H

SEMOGA ALLAH S.W.T MERIDHOI KITA DIPERTEMUKAN KEMBALI PADA RAMADHAN MENDATANG

AL India Luncurkan INS Kochi Kapal Project 15-A Kedua

INS Kochi sesaat setelah diluncurkan dari Mazagon Docks Ltd. (Foto: PTI)

21 September 2009 -- Angkatan Laut India meluncurkan kapal penjelajah siluman tipe 15 (Project 15-A) INS Kochi oleh istri KASAL India Mrs. Madhulika Verma, Jumat (18/9). INS Kochi kapal kedua dari Project 15-A. INS Kochi diharapkan dioperasikan AL India Agustus 2012. Kapal pertama INS Kolkata yang diluncurkan April 2006 diharapkan dioperasikan AL India Agustus 2011.

Kapal dibangun oleh Mazagon Docks Ltd (MDL) di Mumbai, dirancang oleh Directorate of Naval Design. Bobot kapal 6500 ton, panjang 163 meter dengan kecepatan maksimal 30 knot.

Kapal dilengkapi rudal permukaan - permukaan supersonik BrahMos, rudal permukaan ke udara jarak jauh, empat kanon AK-630 dan satu kanon untuk pertahanan jarak dekat, tabung peluncur torpedo kembar dan peluncur roket anti kapal selam. Kapal dilengkapi sistem radar multi fungsi MFStar serta mampu membawa dua helikopter serbaguna.

MarineBuzz/@beritahankam

Sunday, September 20, 2009

Rusia Segera Beli Mistral

Cutaway kelas Mistral. (Ilustrasi: DID)

20 September 2009 -- Pejabat senior militer Rusia Vladimir Popovkin menegaskan Departemen Pertahanan Rusia dan Perancis sedang membicarakan pembelian kapal serbu amphibi kelas Mistral, saat diwawancarai radio Ekho Moskvy, Sabtu (19/9).

Meskipun diskusi teknis segera selesai, tetapi keputusan pembelian belum diputuskan.

Rusia merencanakan membeli satu kapal kelas Mistral, selanjutnya merencanakan menambah hingga 3 - 4 yang dibangun di Rusia. Harga satu unit Mistral antara 300 - 400 juta euro (430 - 580 juta dolar).



(Foto: naval-technology)

RIA Novosti/@beritahankam